Berita

Anak-anak Irlandia di masa lalu yang menjadi korban perbudakan/Net

Histoire

Pemberontakan Orang Irlandia Bersatu: Budak Kulit Putih Pertama Yang Mendarat Di Benua Amerika

JUMAT, 29 MEI 2020 | 05:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sedikit sekali catatan mengenai sejarah perbudakan kulit putih. Sejauh ini perbudakan kulit hitam yang lebih banyak diperbincangkan, bahkan dalam perbudakan keturunan Afrika di Amerika Serikat memiliki andil dalam sejarah pembentukan Amerika Selatan.

Pertikaian politik antara Inggris dan Irlandia pada Abad ke-17, membawa kesengsaraan bagi bangsa Irlandia karena perbudakan yang dilakukan Inggris. Di sinilah catatan sejarah di mana adanya perbudakan orang kulit putih terhadap kulit pulih lainnya yang kemudian melahirkan Éirí Amach na nÉireannach Aontaithe atau ‘Pemberontakan Orang Irlandia Bersatu’.

Ini adalah pemberontakan melawan kekuasaan Britania di Irlandia yang meletus sejak Mei hingga September 1798. Orang Irlandia Bersatu (kelompok republikan revolusioner yang dipengaruhi oleh gagasan-gagasan dalam Revolusi Amerika dan Prancis) merupakan kelompok utama yang mengobarkan pemberontakan ini.


Perbudakan warga Irlandia bermula ketika Raja James II menjual 30 ribu tahanan warga Irlandia sebagai budak ke ‘Dunia Baru’. Proklamasi 1625 mewajibkan para tahanan politik Irlandia dikirim ke seberang laut dan dijual kepada para pemukim Inggris di Hindia Barat, seperti dikutip dari Global Research.

Bangsa Irlandia menjadi bagian terbesar budak yang dijual ke Antigua dan Montserrat di pertengahan 1600-an, bahkan sekitar 70 persen dari penduduk Montserrat, sebuah pulau di Laut Karibia yang masuk wilayah Inggris, adalah budak-budak Irlandia.
Irlandia dengan cepat menjadi sumber terbesar ‘ternak manusia’ untuk pedagang Inggris. Mayoritas budak awal sebenarnya berkulit putih.

Sejak 1641 hingga 1652, lebih dari 500.000 orang Irlandia terbunuh oleh Inggris dan 300.000 lainnya dijual sebagai budak. Populasi Irlandia turun dari sekitar 1.500.000 menjadi 600.000 dalam satu dekade.

Keluarga terpecah belah karena Inggris tidak mengizinkan ayah Irlandia membawa istri dan anak-anak mereka bersama mereka melintasi Atlantik. Hal ini menyebabkan populasi wanita dan anak-anak tunawisma yang tidak berdaya. Solusi Inggris adalah melelang mereka juga.

Selama 1650-an, lebih dari 100.000 anak-anak Irlandia (usia 10 - 14 tahun) diambil dari orang tua mereka dan dijual sebagai budak di Hindia Barat, Virginia, dan New England. Pada dekade ini, 52.000 orang Irlandia (kebanyakan wanita dan anak-anak) dijual ke Barbados dan Virginia.

Sebanyak 30.000 pria dan wanita Irlandia lainnya juga diangkut dan dijual kepada penawar tertinggi.

Pada 1656, Cromwell memerintahkan agar 2000 anak-anak Irlandia dibawa ke Jamaika dan dijual sebagai budak ke pemukim Inggris.

Pada masa kini orang menyebut budak-budak Irlandia dengan sebutan “pekerja kontrak’. Namun, pada abad ke-17 dan 18, budak-budak asal Irlandia diperlakukan layaknya sapi perah.

Pada masa yang sama, perdagangan budak dari kulit hitam dari Afrika baru sedang akan dimulai. Dari sejumlah catatan, disebutkan bahwa para budak kulit hitam dari Afrika diperlakukan masih lebih baik. Harga budak Afrika masih lebih tinggi dibanding budak kulit putih asal Irlandia.

Jika majikan mencambuk atau memukul budak Irlandia sampai mati, itu bukanlah kejahatan. Kematian seorang budak adalah sebuah kerugian moneter, tetapi membunuh budak Irlandia hanyalah sebuah ‘kerugian kecil’ daripada membunuh budak asal Afrika yang dipandang lebih mahal.

Majikan-majikan Inggris memanfaatkan para budak wanita Irlandia untuk kenikmatan pribadi maupun keuntungan yang lebih besar. Walaupun memiliki anak dari majikan bangsa Inggris, anak-anak seorang budak tetaplah menjadi budak dan sekedar menambah jumlah tenaga kerja gratis bagi sang majikan.

Bahkan, jika seorang budak wanita Irlandia akhirnya dibebaskan, maka anaknya tetaplah menjadi budak untuk majikannya. Karena itu, ibu-ibu Irlandia kerap meninggalkan anak mereka dan tetap hidup menyendiri.

‘Pemberontakan Orang Irlandia Bersatu’ adalah kelompok republikan revolusioner yang dipengaruhi oleh gagasan-gagasan dalam Revolusi Amerika dan Prancis. Mereka merupakan kelompok utama yang mengobarkan pemberontakan melawan kekuasaan Britania di Irlandia yang berlangsung selama empat bulan, yaitu sejak 23 Mei hingga September 1798. 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya