Berita

Pemandangan di Qatar/Net

Muhammad Najib

Jasa Qatar Terhadap Dunia Islam

KAMIS, 28 MEI 2020 | 10:52 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

WALUPUN masih menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan, perdamaian di Afghanistan kini mulai nampak memberikan harapan.

Negosiasi dan kompromi di antara faksi-faksi politik sudah mulai menunjukkan hasil nyata, padahal selama ini mereka hanya menggunakan senjata sebagai cara berkomunikasi satu sama lain.

Presiden Ashraf Ghani memberikan kepercayaan kepada Abdullah Abdullah yang menjadi saingan utamanya pada pemilu presiden tahun lalu sebagai Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional, sebagai imbalan kesediaannya mengakui kemenangan Ghani sebagai petahana.


Selanjutnya Presiden Ashraf Ghani mengumumkan tidak kurang dari 1.000 tahanan Taliban sebagai imbalan atas kesediaan Taliban melakukan gencatan senjata, yang diikuti dengan pembebasan 300 anggota pasukan keamanan Afghanistan yang ditahannya.

Proses ini bisa berjalan tidak bisa dilepaskan dari peran pemerintah Qatar. Doha memfasilitasi pembukaan kantor Taliban di Doha yang menjadi ibukota Qatar sejak tahun 2013. Selanjutnya Qatar memediasi perundingan antara para petinggi Taliban dengan para juru runding yang diutus Amerika.

Di samping kepada Taliban, langkah berani Qatar juga dilakukan terhadap para pelarian politik dan tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin (IM) asal Mesir. Seorang ulama terkemuka pendukung IM Yusuf Qardhawi sudah bermukim di Doha sejak tahun 1961. Ia kemudian menekuni bidang pendidikan disamping kegiatan tulis-menulisnya yang bukunya kemudian diterjemahkan kedalam berbagai bahasa dan menjadi rujukan penting dunia Islam.

Tokoh penting Palestina yang menjadi tokoh politik nomor satu di Hammas bernama Halid  Mishal  sejak terusir dari Damaskus tahun 2012 juga ditampung di Doha. Mishal pernah diracun intelijen Israel Mossad saat bermukim di Yordania. Kini Mishal menjadi salah satu tokoh Palestina yang paling diburu Israel.

Dukungan politik dan finansial juga diberikan Doha terhadap berbagai kelompok politik pro-demokrasi di dunia Arab seperti di Tunisia, Libia, Sudan, dan sejumlah negara Arab di kawasan MENA.

Langkah berani Qatar seperti ini tidak berlangsung tanpa hambatan.  Sejumlah negara Arab otoritarian seperti Mesir, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab yang bergerak ke arah berlawanan dengan agenda berbeda sangat tidak menyukai langkah Qatar.

Apalagi TV berita Aljazeera baik yang berbahasa Arab maupun Inggris milik Doha dianggap sering merugikan negara-negara ini. Sebagai contoh saat Arab Spring sebagai gelombang demokratisasi di dunia Arab, berbagai pemberitaan Aljazeera dianggap mengompori dan memprovokasi rakyat untuk bergerak.

Akibatnya sejumlah wartawan Aljazeera dilarang beroperasi di sejumlah negara Arab, bahkan ada yang dipenjarakan dengan berbagai tuduhan.

Qatar sebagai negara kecil di kawasan Teluk juga kerap menghadapi intimidasi politik, isolasi ekonomi, sampai ancaman militer dari sejumlah negara Arab besar dan kuat. Beruntung ada Turki yang secara politik maupun militer sangat kuat, selalu membela Qatar di saat-saat genting.

Tidak seperti kebanyakan negara Arab, Qatar memiliki visi yang jauh kedepan, bagaimana sebuah negara harus dikelola secara modern di era sain dan teknologi yang berkembang cepat. Dalam era seperti ini kebebasan berpendapat dan partisipasi rakyat dalam kehidupan politik maupun ekonomi menjadi sangat penting dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat dan semakin keras.

Adakah negara Arab lain menyusul langkah berani Qatar, atau malah semakin lama semakin banyak yang mengeroyoknya, sehingga Doha berhenti bergerak karena tidak kuasa menanggung beban. Semua ini tentu akan menentukan bagaimana wajah bangsa Arab dan dunia Islam ke depan.

Pengamat politik Islam dan demokrasi

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya