Berita

Kabinet Indonesia pemerintahan jilid ke II Joko Widodo/Net

Politik

Muncul Isu Reshuffle Kabinet, Menteri Ini Layak Didepak Karena Rapor Kinerjanya Merah

SELASA, 26 MEI 2020 | 22:55 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Seiring santernya isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin, sedianya terbuka kemungkinan sejumlah menteri bakal direshuffle.

Hal itu ditengarai dengan adanya rapor merah beberapa menteri yang kerap menuai kontroversi akibat kebijakan yang dikeluarkannya itu.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, ada sejumlah menteri yang mendapat rapor merah lantaran acap kali inkonsisten dan tidak berjalan seirama dengan pemerintah.

Sebagai contoh kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam menangani pandemik virus corona baru (Covid-19), di mana antara Kementerian satu dengan yang lainnya kerap berbenturan sehingga menuai kontroversi di masyarakat.  

"Menkes, Menhub, Menkumham, Tim ekonomi dan Mensos. Kebijakannya kontroversial, saling bertabrakan," kata Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Selasa (26/5).

"Bukan hanya membingungkan rakyat. Tapi juga merugikan rakyat," imbuhnya menegaskan.

Pengamat politik jebolan Universitas Indonesia (UI) ini menambahkan, di luar negeri jika ada menteri yang dianggap gagal langsung mengundurkan diri dari jabatannya. Karenanya, di Indonesia pun bisa mencontoh hal tersebut.  

"Kalau di luar negeri. Menteri- itu sudah mundur. Misalnya Menkes. Jika merasa gagal dalam menanggulangi Corona. Maka akan mundur. Di Indonesia tidak," pungkasnya.

Sekadar informasi, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendesak Presiden Joko Widodo segera mereshuffle Kabinet Indonesia Maju. Hal ini ditengarai akibat lambannya kinerja pemerintah terutama dalam percepatan penanganan pandemik Covid-19.

"Presiden perlu mengganti para menteri yang bekerja lambat dan lambat beradaptasi dengan situasi krisis," kata Koordinator Juru Bicara DPP PSI Dara Nasution.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya