Berita

Presiden Jokowi saat tinjau mal di Bekasi persiapan pemberlakuan new normal/Repro

Politik

Mayoritas Masyarakat Tak Puas Gaya Jokowi Dan Kabinetnya Tangani Corona

SELASA, 26 MEI 2020 | 20:47 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Gaya penanganan virus corona baru (Covid-19) yang dikerjakan pemerintah mendapat penilaian dari masyarakat, melalui survei yang digelar IndoBarometer bekerjasama dengan Puslitbangdiklat Radio Republik Indonesia (RRI).

Survei ini dilakukan dilakukan 12-18 Mei 2020 di 7 provinsi di Indonesia. Antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan, dengan melibatkan 400 responden.

Metode penarikan sampel yang digunakan adalah quota dan purposive sampling, dengan margin of error sebesar kurang lebih 4,90 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Berdasarkan dokumen hasil survei yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (26/5), mayoritas masyarakat dengan presentase 53,8 persen tidak puas dengan penanganan pandemik virus corona (Covid-19) yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Terdapat lima alasan utama responden yang tidak puas. Pertama, sebanyak 17,3 persen responden menilai kebijakan Jokowi tidak konsisten. Kedua, 10,7 persen menilai pemerintah lambat mendistribusikan Bansos.

Kemudian yang ketiga ada sebanyak 10,1 persen responden menilai data penerima Bansos tidak akurat. Keempat, 10,1 persen menilai penanganan lambat. Kemudian yang kelima 8,9 persen menilai kebijakan presiden dan pembantunya sering berbeda.

Untuk alasan lainnya 6,5 persen menilai aturan banyak dilanggar, 6 persen responden menilai pasien terinfeksi semakin banyak, 5 persen responden menilai pemerintah tidak tegas terhadap TKA, dan 5,4 persen menilai penerapan PSBB tidak serius.

Kemudian 4,8 persen responden juga tidak puas dengan pemerintah yang kurang perhatian terhadap rumah sakit rujukan Covid-19, 4,8 persen responden menilai kebijakan pemerintah simpang siur dan meresahkan masyarakat, serta 3 persen responden menilai bantuan pemerintah tidak sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.

Bahkan, ada pula 3 persen responden yang menilai Ekonomi Indonesia terpuruk, dan 2,4 persen menilai banyak konflik tentang bantuan sosial, serta 1,8 persen responden menilai penanganan lebih cepat di daerah.

Sementara para responden yang puas berpegang pada alasan penanganan PSBB sudah cukup baik (31,1 persen), penanganan cepat tanggap (19,2 persen), mulai banyak yang sembuh (10,6 persen), kebijakan PSBB sudah tepat (9,3 persen), dan terlihat kerja nyata (6 persen).

Dalam survei ini juga tercatat sebanyak 84,3 persen responden tidak puas terhadap penanganan kemiskinan dan pengangguran akibat pandemi.

Alasannya, PSBB dianggap mempersulit masyarakat untuk bekerja dan mendapat pekerjaan, kartu prakerja belum efektif, belum ada solusi yang tepat bagi yang menganggur, dan merasa sulit mendapat pekerjaan.

Kemudian 74,1 persen responden merasa tidak puas atas penanganan kemiskinan yang dilakukan pemerintah. Lima alasan terbanyak yang disampaikan adalah kemiskinan semakin bertambah, korupsi dana bantuan, bantuan bagi masyarakat miskin lambat, jumlah bantuan sedikit, serta masih banyak masyarakat miskin yang tidak terbantu.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya