Berita

Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa/Repro

Politik

Bukan Pelonggaran PSBB, Kepala Bappenas Tegaskan Pemerintah Hanya Melakukan Penyesuaian

KAMIS, 21 MEI 2020 | 19:51 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa presiden bersama kabinetnya tengah mempersiapkan kebijakan untuk penyesuaian Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Kami mengutarakan hal-hal yang berkaitan dengan langkah untuk mewujudkan masyarakat yang produktif, dan aman covid 19,” ujar Suharso dalam jumpa media secara virtual, Kamis (21/5).

Suharso mengurai, World Health Organization (WHO) sempat menyatakan pandemik Covid-19 akan sulit berakhir lantaran belum ada penawarnya. Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa membiarkan Indonesia tenggelam dalam keadaan sulit.

“Maka kita harus mempunyai satu kesiapan. Mengambil langkah-langkah yang tepat, terukur, dan dianggap dapat dipertanggungjawabkan, secara saintifik atas apa yang harus dilakukan, dan apa yang tidak kita lakukan,” paparannya.

Selain merujuk pada WHO, pihaknya juga mendiskusikan terkait wabah Covid-19 bersama para ahli epidemiologi. Termasuk mendiskusikan mengenai hitungan-hitungan yang cermat dan tepat dalam rangka menentukan kebijakan ke depan.

Pihaknya meminta masyarakat memahami keadaan saat ini, sehingga apa yang harus dilakukan oleh setiap orang baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain sesuai anjuran para ahli.

“Kita akan sampaikan terkait dengan langkah-langkah kesehatan untuk menentukan terkait pembatasan sosial. Sekali lagi bukan pelonggaran tetapi penyesuaian,” tegasnya.

Jika suatu daerah telah memenuhi syarat untuk dilakukan pengurangan PSBB, maka pemerintah akan memutuskan pengurangan PSBB. Sedangkan kalau terjadi lonjakan korban maka  pemerintah akan kembali menerapkan PSBB.

“Mari kita jaga bersama. Kalau kita melakukan penyesuaian yang bersifat melonggarkan pembatasan sosial kita jaga dengan cermat ke depan. Sehingga kehidupan itu teratur dengan baik sesuai dengan apa yang disebut dengan new normal,” pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya