Berita

Pengamat politik, Dedi Kurnia Syah/Net

Politik

Kritik 3 Tokoh Bangsa Masuk Akal, Masyarakat Memang Dibuat Bingung Oleh Pemerintah

RABU, 20 MEI 2020 | 12:29 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kritikan sejumlah tokoh bangsa terhadap maju mundur kebijakan pemerintah soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dinilai rasional. Sebab, faktanya memang pemerintah kerap mengeluarkan pernyataan absurd dan membingungkan masyarakat.

Diketahui, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin meminta pemerintah konsisten dengan kebijakan PSBB yang belakangan akan dilonggarkan. Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj juga meminta pemerintah tegas menerapkan PSBB.

Bahkan teranyar, mantan Wakil Presiden, M. Jusuf Kalla menyebut wacana the new normal, dan ajakan Presiden Joko Widodo kepada masyarakat untuk berdamai dengan Covid-19 dinilai berbahaya karena bisa menimbulkan banyak korban.

"Kritik para tokoh bangsa pada Presiden masuk akal, karena memang masyarakat terdampak kebingungan jalannya PSBB, dan kondisi ini memudarkan kepatuhan masyarakat pada pemerintah," ujar pengamat politik, Dedi Kurnia Syah saat berbincang dengan redaksi, Rabu (20/5).

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini mengatakan, wacana pemerintah melonggarkan PSBB sebagaimana diungkapkan para menterinya dan belakangan ditegaskan oleh Presiden bahwa belum ada pelonggaran PSBB, justru membuat masyarakat semakin bingung.

"Kritik ini lebih pada komitmen keseluruhan penanganan, tidak saja sebatas pada Presiden, tetapi juga para pemangku kepentingan yang berebut wacana," ucap Dedi Kurnia, dosen ilmu komunikasi Universitas Telkom.

Atas dasar itu, baik kebijakan PSBB maupun rencana the new normal yang disebut pemerintah memperbolehkan usia di bawah 45 tahun untuk beraktivitas kembali diyakini akan menimbulkan masalah baru.

"Selesaikan dulu wabah, baru bicara the new normal," demikian Dedi Kurnia Syah.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya