Berita

Situasi di Aceh Utara pasca diterjang banjir bandang/Ist

Nusantara

Walhi: Banjir Bandang Bukti Pemerintah Aceh Salah Urus Hutan

KAMIS, 14 MEI 2020 | 13:55 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Wahana Lingkungan Hidup Aceh mengkritik cara pandang Pemerintah Aceh terhadap bencana. Menurut Walhi, seharusnya Pemerintah Aceh memfokuskan kerja pada perbaikan hulu permasalahan, pelestarian dan pemanfaatan hutan dan lahan sesuai daya dukung dan daya tampung.

“Selama ini, pola yang dilakukan adalah, setelah banjir usai, pemerintah hanya bagi kebutuhan telor, indomie dan beras. Agenda penting mitigasi bencana tak pernah diurus. Begitulah (cara) Pemerintah Aceh melihat bencana,” kata Direktur Walhi Aceh, M Nur dilansir Kantor Berita RMOLAceh, Kamis (14/5).

“Pemerintah Aceh salah dalam mengurus hutan. Banjir dan banjir bandang adalah buktinya," sambungnya.


Menurut M Nur, kritik tentang buruknya penanganan hutan dan lingkungan ini sering kali disampaikan oleh lembaganya dan organisasi masyarakat sipil lain. Mereka juga mengingatkan hal yang sama kepada pengusaha dan publik.

Kejadian banjir bandang di Takengon, Aceh Tengah kemarin juga dinilai berkaitan erat dengan buruknya penanganan hutan dan lingkungan. Banjir merusak rumah, fasilitas ibadah, dan jalan serta sejumlah fasilitas publik lain.

Saat ini, perambahan hutan secara masif terus terjadi. Berbagai proyek pembangunan yang acap kali mengubah fungsi hutan tanpa memperhatikan bahwa Aceh adalah daerah dengan musim hujan dengan curah hujan tinggi.

“Di wilayah tengah, dari berbagai kajian yang dikeluarkan oleh berbagai organisasi dan badan publik, dinyatakan sebagai daerah rawan bencana longsor dan banjir bandang. Tetapi dalam praktik lapangan, sering kali terjadi membuka ruas jalan baru yang justru mempercepat bencana,” kritiknya.

Walhi juga mempertanyakan jumlah dana untuk mitigasi bencana yang dialokasikan Pemerintah Aceh dari triliunan rupiah yang diterima Aceh setiap tahun. Ia menduga, dana itu hanya digunakan untuk operasional badan-badan publik.

Komitmen Pemerintah Aceh dalam mempertahankan tutupan hutan juga tak jelas. Walhi Aceh mencatat, terjadi deforestasi di Aceh, rata-rata, mencapai 16.000 ribu hektare. Kerusakan hutan ini terjadi karena pembalakan kayu, pembukaan lahan perkebunan, pembukaan ruas jalan, dan kegiatan pertambangan ilegal maupun legal.

Sehingga saat puncak hujan tiba, tak ada akar kayu yang menahan dan menyerap air hujan. Kondisi ini juga diperburuk dengan perusakan bantaran sungai yang cukup tinggi di sepanjang sungai, sehingga sungai kehilangan fungsinya ketika musim hujan.

“Bencana banjir dan banjir bandang ini akan terjadi sepanjang pemerintah tidak memperbaiki kesalahan dalam pengelolaan dan pelestarian hutan dan lahan. Kalau ini tidak dilakukan, uang yang ada akan habis untuk membangun ulang kawasan yang rusak akibat bencana atau bagi-bagi bantuan saja,” tutupnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya