Berita

Penyitaan pisau cukur bajakan/Net

Bisnis

Gilette Company Kuatkan Kerjasama Dengan Penegak Hukum Untuk Berantas Peredaran Pisau Cukur Bajakan

SELASA, 05 MEI 2020 | 20:18 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

The Gilette Company kuatkan sinergi dan kerjasama dengan penegak hukum guna menghentikan aktifitas impor dan penjualan produk pisau cukur Gillette palsu yang melibatkan impotir dan distributor di Indonesia.

Kerjasama Gilette Company diantaranya terjalin dengan Kepolisian Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bea Cukai, Kementerian Keuangan RI dan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.

Nararya Soeprapto, Direktur PT. Procter & Gamble Home Products Indonesia selaku perwakilan dari Gillette menyebutkan, berbagai upaya hukum yang telah dilakukan oleh Gillette di Indonesia untuk menghentikan peredaran barang palsu itu.

Selain melakukan kegiatan secara offline, kata dia, Gillette juga aktif dalam mengadukan atas adanya penjualan produk pisau cukur Gillette palsu pada laman situs penjualan daring.

Selama upaya–upaya ini dilakukan, Gillette telah berhasil mengamankan setidaknya 6 juta pisau cukur sekali pakai dan silet bajakan sebelum masuk ke pasaran Indonesia.

Hal ini mengingat, Gillette sangatlah aktif untuk melindungi merek–merek dagang dari penggunaan tanpa hak dan ijin sebagaimana diatur dalam UU 20/2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

Hal ini khususnya dilakukan oleh Gillette di wilayah–wilayah yang strategis dalam aktifitas perdagangan, seperti, pasar–pasar baik online atau offline dan pelabuhan.

“Upaya hukum atas produk palsu dengan menggunakan merek Gillette yang sudah dilakukan akan terus dilanjutkan,” kata Nararya Soeprapto, dalam keterangannya, Selasa (5/5).
 
Sumber-sumber barang bajakan, kata Nararya, berasal dari seluruh Asia Pasifik juga telah diidentifikasi dan digerebeg oleh aparat yang berwenang.

Dalam kegiatan tersebut, telah berhasil menyita sebanyak 6,480 bungkus produk Gillette palsu dan 148,650 komponen produk Gillette yang diduga palsu yang akan dirakit di Republik Rakyat Tiongkok.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya