Berita

Ketua KPK, Firli Bahuri saat RDP dengan Komisi III DPR/Repro

Hukum

KPK Pelototi Empat Titik Rawan Korupsi Anggaran Covid-19

RABU, 29 APRIL 2020 | 20:10 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyoroti sejumlah titik rawan korupsi pada anggaran penanganan virus corona baru (Covid-19). Sedikitnya ada empat titik yang rawan korupsi menurut lembaga antirasuah.

Antara lain; Pertama adalah di tempat pengadaan barang dan jasa. Kedua, adalah sumbangan pihak ketiga. Kemudian, pengalokasian APBN maupun APBD, baik itu alokasi sumber daerah belanja maupun pemanfaatan anggaran.

Terakhir adalah pendistribusian program bantuan sosial dalam rangka sosial safety net.


Demikian disampaikan Ketua KPK Firli Bahuri saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI, melalui telekonferensi Rabu (29/4).

"Ini yang kami lakukan analisa kajian, ada 4 titik rawan terjadinya korupsi," ungkap Firli Bahuri di hadapan anggota Komisi III DPR.

Firli Bahuri mengurai, besarnya anggaran untuk penanganan Covid-19 yang digelontorkan pemerintah sangat besar. KPK memastikan akan memantau anggaran yang bersumber dari APBN sebesar Rp 405,1 Triliun maupun dari APBD Rp 56,7 triliun.

"Sebaran anggaran yang begitu besar. Tentu inilah menjadi perhatian kami," tegasnya.

Lebih lanjut, Jenderal polisi bintang tiga itu menegaskan bahwa pihaknya telah memiliki sejumlah formula untuk mengawasi titik-titik rawan korupsi pada anggaran penanganan Covid-19.
KPK, kata mantan Kapolda Sumatera Selatan ini, akan mengawasi alokasi anggaran tersebut agar tepat sasaran.

"Pengadaan barang dan jasa, bantuan sosial kita awasi, penganggaran kita awasi, bantuan pihak ketiga juga kita awasi. Bantuan sosial Covid-19 ini menjadi hak rakyat, ini harus sampai tepat guna tepat jumlah tepat sasaran karena itu bisa saja terjadi," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya