Berita

Mantan Menlu AS Madeleine Albright/Net

Dunia

Semua Negara Musuhi China Atas Pandemik, Mantan Menlu AS: Kalau China Bisa Temukan Vaksinnya Apa Kita Tolak?

SABTU, 25 APRIL 2020 | 15:32 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

. Di saat seperti ini mestinya negara-negara di dunia saling bahu membahu mengatasi masalah, bukan malah terpecah belah.

Mantan menteri luar negeri Amerika Serikat, Madeleine Albright, mendesak negara-negara di dunia untuk bersatu melawan virus corona dan melakukan upaya pembangunan kembali setelah pandemi ke depannya.

Albright memuji upaya Australia dalam mengatasi Covid-19, terutama kerja sama antara pemerintah federal dengan negara bagian. Ia menyebutkan cara seperti itu baru terlihat di Amerika Serikat, seperti dikutip dari ABC News.

"Saya lihat yang jadi masalah yaitu terjadinya politisasi atas isu ini [di Amerika Serikat], sikap tidak mau bertanggung jawab dan justru menyalahkan pihak lain," katanya dalam wawancara dengan program ABC.

"Saya salut dengan Australia, kalian telah menangani masalah ini dengan sangat baik. Sayangnya kami (di AS) tidak mengambil keputusan lebih awal," kata Albright.

Albright yang pernah memegang posisi penting dalam Pemerintahan Bill Clinton serta Dubes AS untuk PBB mengatakan situasi sulit justru membutuhkan kerja sama, termasuk dengan China.

"Kita tidak memutuskan bahwa hal ini akhir dari segalanya. Kita harus mengubah cara kita bekerja, menyadari adanya keterkaitan dengan negara lain. Kita menyalahkan kepada China atas apa yang terjadi," ulasnya. "Tapi kita ini bahkan tergantung pada masker yang mereka buat," tambahnya.

Ia pun mengingatkan lagi bahwa semua perlu saling mendukung.

"Kalau China berhasil membuat vaksin (Covid-19), apakah kita akan menolaknya?" tanya Albright.

Presiden Donald Trump menyalahkan China atas pandemik ini, menghentikan dana untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan bertekad menghentikan migrasi ke AS.

Sejumlah politisi Australia pun juga turut dalam pertikaian ini. China telah menuduh Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton sebagai juru bicara AS dalam "perang propaganda" dengan China.

Albright mengatakan jika dia yang memimpin Departemen Luar Negeri AS sekarang, maka saran yang akan disampaikan ke Gedung Putih akan sangat berbeda.

"Tidak perlu seorang jenius untuk mengetahui perubahan iklim, mempengaruhi semua orang, atau proliferasi nuklir, atau pandemi. Makanya diplomasi digunakan untuk mengembangkan kemitraan dan bekerja sama," jelasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya