Berita

Ketua YLBHI, Asfinawati/Net

Hukum

Penangkapan Dinilai Janggal, Koalisi Desak Polisi Ungkap Peretas WhatsApp Ravio Patra

JUMAT, 24 APRIL 2020 | 14:48 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Penangkapan aktivis demokrasi, Ravio Patra, oleh pihak kepolisian beberapa waktu lalu masih menyisakan persoalan serius.

Pasalnya, meskipun saat ini Ravio Patra sudah dibebaskan dan menyandang status saksi, namun motif penangkapan dan kesalahan yang dimaksud pihak kepolisian tidak jelas.

Perwakilan Koalisi Tolak Kriminalisasi dan Rekayasa Kasus (Katrok), Asfinawati mengatakan, pihaknya akan terus mendesak pihak kepolisan untuk mengusut tuntas kasus yang menimpa Ravio Patra.


Dalam penilaian Ketua YLBHI ini, penangkapan Ravio Patra sarat dengan kriminalisasi. Selain tidak mengindahkan prosedur yang berlaku, juga akhirnya dituding menyebarkan berita bohong. Padahal, akun WhatsAppa (WA) Ravio telah diretas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Kepolisian harus segera menangkap peretas sekaligus penyebar berita bohong melalui akun WhatsApp Ravio," tegas Asfinawati dalam keterangannya yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/4).

Dia menambahkan, Koalisi juga menduga bahwa peretasan dan penangkapan Ravio Patra ini sangat erat dengan kritik-kritik yang kerap disampaikan oleh sang aktivis melalui media daring atau media sosialnya.

Kritik yang belakangan sering dilancarkan Ravio adalah terkait kinerja dan konflik kepentingan Staf Khusus (Stafsus) Presiden hingga pengelolaan data korban virus corona baru atau Covid-19.

"Praktik teror dan represifitas ini sangat berbahaya, bukan hanya mengancam Ravio, tapi bisa dikenakan pada siapapun yang kritis dan menyuarakan pendapatnya," ujarnya.

"Maka Koalisi mendesak agar kepolisian harus segera menangkap peretas sekaligus penyebar berita bohong melalui akun Whatsapp Ravio," tegas Asfinawati.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya