Berita

Ilustrasi impor alkes bantuan dari China/Net

Bisnis

BUMN: Mungkin Saja Ada Mafia Alkes, Tapi Kami Sendiri Tidak Mungkin Melakukannya

SELASA, 21 APRIL 2020 | 16:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Holding badan usaha milik negara (BUMN) sektor farmasi tidak menampik adanya praktik mafia alat kesehatan (alkes) seperti yang diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu. Praktik macam itu mungkin saja dilakukan oleh oknum di luar BUMN.

Namun begitu, BUMN sendiri memastikan tidak akan melakukan praktik mafia semacam itu.  

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, BUMN memiliki dua fungsi, yaitu agent of development dan perusahaan yang dituntut untuk memperoleh keuntungan.

Namun, di tengah wabah virus corona seperti sekarang ini tidak mungkin pihaknya melakukan hal tersebut dengan menaikkan harga dan memanfaatkan musibah.

"Nah apa-apa yang kami lakukan untuk BUMN, kita tidak mungkin melakukan itu," kata Honesti Basyir, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI secara virtual, Selasa (21/4).

Justru pada saat seperti ini dengan tegas ia menyatakan pihaknya memilih mementingkan fungsi sebagai agent of development.

Contohnya saja soal masker yang masih dijualnya dengan harga sangat terjangkau, Rp 2.000 per pcs di mana harga tersebut tidak akan ditemui di penjual lain.

Dalam menyuplai kebutuhan alkes, pihaknya bertransaksi langsung dengan pabrikan untuk menghindari praktik mafia.

Ia menegaskan karena permintaan yang tinggi itulah maka menjadi ladang bagi mafia melakukan praktik tersebut.

"Kami pastikan bahwa BUMN farmasi tidak melakukan itu (praktik mafia) dan kita juga berusaha untuk melakukan deal langsung dengan pemilik teknologinya (pabrikannya)," jelas Basyir.

Basyir juga mengungkapkan saat ini pihaknya sedang berupaya mengembangkan vaksin Covid-19 dan menargetkan penemuan itu selesai pada 2022 mendatang.

"Mudah-mudahan dalam dua tahun kita sudah bisa temukan vaksinnya," katanya penuh harap.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya