Berita

Kartu Prakerja/Net

Politik

Konten Pelatihan Online Kartu Prakerja Banyak Di Youtube, Pengamat Unas: Menggelikan, Apakah Ide Stafsus Millenial?

MINGGU, 19 APRIL 2020 | 23:31 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pelatihan online dari kartu prakerja dianggap tidak berguna lantaran rakyat bisa mengakses sendiri di media sosial. Bahkan, materinya bisa dipilih yang lebih kreatif.

Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam mengatakan, negara sia-sia mengeluarkan uang triliunan rupiah hanya untuk konten yang sudah banyak tersebar di media sosial dalam pelatihan online kartu prakerja.

"Kalau kontennya seperti itu untuk apa negara keluarkan triliunan rupiah di tengah mewabahnya Covid-19. Ini negara salah arah, kalau kontennya seperti itu, rakyat tidak perlu, mereka sudah kreatif sudah banyak dan lebih bagus yang tersebar di Youtube," ucap Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (19/4).

Seharusnya, kata Saiful, negara lebih baik mengurus warganya yang terdampak Covid-19 dibanding mengurusi hal yang tidak perlu seperti pelatihan online bagi penerima kartu prakerja.

"Dan yang paling menggelikan konten ini idenya siapa? Apakah ide Stafsus millenial atau siapa? Saya kira ide tersebut tentu tidak kreatif, tidak cerdas dan cendrung pemborosan keuangan negara," tegas Saiful.

Bahkan, kata dia, pihak di lingkungan istana seharusnya lebih peka terhadap apa yang diharapkan rakyat yang tengah kesulitan di saat pandemik Covid-19 ini.

"Justru pemborosan itu datangnya dilingkungan istana, mestinya lebih peka lagi dari harapan publik ditengah sulitnya perekonomian bangsa. Kalau konsepnya hanya seperti itu, tidak usah stafsus millenial, pemborosan uang negara, lebih baik untuk rakyat yang membutuhkan. Pada akhirnya solusinya utang," pungkasnya.

Diketahui, penerima kartu prakerja akan mendapatkan insentif sebesar Rp 3,55 juta yang terdiri dari Rp 1 juta untuk biaya pelatihan dari delapan perusahaan mitra kartu prakerja, insentif usai pelatihan sebesar Rp 600 ribu per bulan dan akan diberikan selama empat bulan sehingga total Rp 2,4 juta dan insentif survei keberkerjaan sebesar Rp 50 ribu per survei dan ada tiga survei sehingga totalnya Rp 150 ribu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya