Berita

Setan Pocong/Net

Jaya Suprana

Schock Therapy Pocong

JUMAT, 17 APRIL 2020 | 07:21 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SECARA informal saya dididik berdasar pemikiran kearifan tradisional Jawa yang membentuk sisi spiritual kepribadian saya. Namun secara formal saya dididik berdasar pemikiran kearifan tradisional Barat yang membentuk sisi rasional kepribadian saya.

Rasional


Akibat dididik untuk berpikir rasional, maka saya tidak percaya perihal yang dianggap tidak “ilmiah” apalagi apa yang disebut sebagai tahayul. Bahkan akibat terlalu  ditempa dengan godam pemikiran tradisional Barat, kerap kali tanpa sadar saya bersikap dumeh alias takabur merendahkan kearifan tradisional bangsa saya sendiri.

Sampai akhirnya pada masa pagebluk corona saya disadarkan bahwa ternyata kearifan tradisional bangsa saya sendiri potensial berdaya-guna sebagai sarana komunikasi.

Terutama dalam komunikasi dengan masyarakat rural tradisional Jawa yang sulit memahami informasi yang disampaikan dengan cara pemikiran tradisional Barat yang selalu dogmatis dianggap lebih “modern” dan “ilmiah”.

Schock Therapy


Terberitakan bahwa di masa prahara mayarakat di sebuah desa di pulau Jawa sulit mengerti maka tidak mau mengerti apa yang disebut sebagai PSBB apalagi social distancing, physical distancing atau apapun distancing yang disosialisasikan oleh pemerintah dengan bahasa “ilmiah” sesuai pemikiran tradisional Barat.

Di malam hari anak-anak, kaum remaja mau pun kakek-kakek masih tetap asyik berkeliaran secara bergerombol selaras mashab mangan ora mangan asal kumpul.

Aparat pemeritah desa sudah putus asa berupaya menyadarkan masyarakat untuk  tidak berkeliaran sambil bergerombol di malam hari.

Untung ada sekelompok pemuda desa kreatif memanfaatkan kepercayaan tahayul setempat sebagai schock terapy menghentikan sikap dan perilaku berkeliaran secara bergerombol demi memutus mata rantai penularan Covid-19.

Pocong

Beberapa pemuda desa sengaja mendandani diri sedemikian rupa sehingga tampak persis pocong. Kemudian para pocong milenial satu-persatu secara saling terpisah satu dengan lain-lainnya sesuai kaidah jaga jarak berloncat-loncat ria di berbagai penjuru desa di mana warga desa kerap berkeliaran secara bergerombol di malam hari.

Alhasil secara empirik terbukti metode schock therapy menimbulkan ketakutan massal pada masyarakat desa dengan menggunakan pocong-pocongan berhasil membuat masyarakat desa berhenti berkeliaran secara bergerombol di malam hari.

Kearifan Tradisional Jawa

Mungkin juga sebenarnya masyarakat desa tidak sedemikian bodoh untuk percaya bahwa pocong milineal itu pocong sungguhan.

Namun mereka dapat menangkap pesan di balik penampilan para pocong gadungan itu adalah untuk mencegah masyarakat berkeliaran secara bergerombol di malam hari demi memutus mata rantai penularan corona.

Demi menghargai upaya mereka yang sudah susah-payah menyamar sebagai pocong palsu, masyarakat desa sepakat untuk pura-pura takut.

Keberhasilan schock therapy pocong mensosialisasikan PSBB lengkap social distancing maupun physical standing tanpa kata-kata membuktikan bahwa pada hakikatnya kearifan tradisional peradaban bangsa sendiri memang lebih sakti-mandraguna ketimbang kearifan tradisional peradaban bangsa asing.

Memang wajar bahwa masyarakat lebih mengerti bahasa kebudayaan mereka sendiri ketimbang bahasa kebudayaan asing.

Penulis adalah pembelajar kearifan tradisional Jawa sebagai pedoman hidup

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya