Berita

Yasonna Laoly kembali diguncang kabar miring terkait pembebasan narapidana/Net

Politik

Jokowi Harus Copot Yasonna Laoly, Jika Benar Ada Pungli Terhadap Napi Asimilasi Dan Integrasi

KAMIS, 16 APRIL 2020 | 08:19 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo didesak untuk segera memecat Yasonna Hamonangan Laoly dari jabatan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), jika terbukti ada oknum yang memanfaatkan situasi Covid-19 untuk meraup keuntungan pribadi.

Karena tersiar kabar para narapidana yang mendapatkan program asimilasi dan integrasi dari Kemenkumham harus membeli "tiket" dengan harga jutaan rupiah agar bisa bebas dari tahanan.

"Kalau ternyata ada, maka saya kira ini sangat menodai rencana yang dibungkus kemuliaan untuk mencegah penyebaran virus corona," ucap pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (16/4).

Agar memastikan kabar tersebut, Saiful Anam meminta aparat penegak hukum yakni Polri, KPK, dan Kejaksaan Agung untuk memasang telinga dan menelusuri dugaan tersebut.

"Presiden Jokowi harus mengevaluasi atas adanya berbagai kasus yang terus mencoreng Kementerian Hukum dan HAM. Kalau memang terbukti, maka harus mencopot Menkumham demi marwah Pemerintahan yang bersih dari KKN yang didengungkan oleh Presiden," tegas Saiful Anam.

Terbukti yang dimaksud Saiful ialah jika memang benar-benar ada pungli yang melibatkan Kalapas dan oknum lainnya yang memanfaatkan situasi pandemik Covid-19 ini.

"Kalau terbukti Kalapas melakukan artinya Menkumham mengeluarkan kebijakan tapi tidak bisa mengawasi anak buahnya. Kalau begitu kan kacau, mengeluarkan kebijakan tapi tidak bisa mengantisipasi hal terburuknya. Apalagi misal ada oknum di tubuh Kemenkumham, maka jelas Yasonna harus bertanggung jawab. Termasuk mencabut Permen Asimilasi atau mengundurkan diri dari jabatannya sebelum presiden mencopotnya," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya