Berita

Jokowi bagi-bagi sembako/Net

Politik

Aksi Bagi-bagi Sembako Jokowi Paradoks, Nyuruh Jaga Jarak Tapi Ngumpulin Banyak Orang

SENIN, 13 APRIL 2020 | 12:33 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Aksi Presiden Joko Widodo membagi-bagikan sembako kepada masyarakat di jalanan terus menuai reaksi beragam.

Pasalnya, maksud baik kepala negara itu dinilai paradoks dengan kebijakan yang dikeluarkannya sendiri yakni physical distancing (jaga jarak fisik) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Senin (13/4).

"Paradoks. Satu sisi disuruh jaga jarak tapi di sisi lainnya pemberian sembako dikumpulin," kata Adit Prayitno.

Pengamat politik jebolan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta ini menyayangkan aksi bagi-bagi sembako tersebut. Sebab, Presiden sedianya punya perangkat yang lengkap untuk mendistribusikan sembako kepada masyarakat yang terdampak virus corona (Covid-19).

"Mestinya itu tidak terjadi. Presiden punya instrumen untuk memberikan sembako langsung ke rumah warga. Bukan dikumpulin di satu tempat," tuturnya.

Lebih lanjut, Adi Prayitno menyarankan itikad baik Jokowi harusnya sesuai protokol kesehatan pemerintah itu sendiri. Yakni dengan tetap menjaga jarak dan menghindarkan kerumunan.

"Mestinya pemberian sembako diantar ke rumah masing-masing warga. Biar warga tidak keluyuran sekedar antri sembako," pungkasnya.

Presiden Jokowi sebelumnya membagi-bagikan sembako kepada masyarakat di jalanan di kawasan Harmoni Jakarta dan Bogor, Jawa Barat. Namun, aksi tersebut justru mengumpulkan banyak orang yang ingin mendapatkan sembako dari sang presiden.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya