Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel/Net
Di tengah wabah Covid-19 yang mengancam hampir semua negara di dunia, masih ada negara yang tidak mengenal rasa kemanusiaan dan tetap mengedepankan urusan politik dibandingkan urusan keselamatan nyawa manusia.
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengeluhkan blokade yang dilakukan Amerika Serikat kepada negara yang dipimpinnya. Karena blokade itu, paket bantuan yang dikirimkan perusahaan China, Alibaba Group, tidak dapat dikirimkan ke negara di Karibia itu.
Dalam akun Twitternya, @DiazCanelB beberapa jam lalu, Diaz-Canel mengatakan, blokade kriminal yang dilakukan pemerintahan imperial melanggar hak asasi rakyat Kuba.
Diaz-Canel lantas menuliskan hashtag #NoMásBloqueo, #CubaSalvaVidas, #SomosCuba, dan #SomosContinuidad, yang artinya #TidakAdaLagiBlokade, #KubaSelamatkanNyawa, #KamiKuba, dan #KamiBerlanjut.
Twit Presiden Diaz-Canel itu diretwit oleh akun Kedutaan Besar Kuba di Jakarta, @EmbaCuIndonesia.
“Presiden Kuba @DiazCanelB mengecam karena bantuan @AlibabaGroup untuk #COVID-19 tidak dapat tiba di Kuba karena maskapai penerbangan menolak untuk menerbangkan kargo akibat blokade Amerika Serikat,†tulis Kedubes Kuba.
Twit itu diikuti hahtag #UnblockCuba.
UniversalWeather.Com pertengahan bulan Maret lalu melaporkan, perusahaan pendiri Alibaba, Jack Ma, mendonasikan satu juta masker wajah dan 500 ribu unit test kit untuk Kuba.
Disebutkan dalam laporan itu, bantuan yang dikirimkan Jack Ma itu terbang dari China menuju Amerika Serikat dengan menggunakan sebuah pesawat Boeing 777 pada tanggal 16 Maret. Menurut laporan itu, bantuan dari Jack Ma dikirim dengan pesawat kargo milik FedEx.
Namun sampai kini bantuan tersebut belum juga tiba di Kuba.