Berita

Natalius Pigai/Net

Politik

Natalius Pigai: Argumentasi Dangkal Fadjroel Rachman Rendahkan Wibawa India

SELASA, 31 MARET 2020 | 11:57 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Pernyataan pihak Istana yang menyinggung lockdown di India sebagai pertimbangan untuk tidak menerapkan karantina wilayah di Indonesia dinilai tidak pantas karena menjatuhkan wibawa negara sahabat.

Begitu kata mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menanggapi pernyataan Jurubicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman yang menyebut kekacauan sosial di India jadi pertimbangan Jokowi menolak lockdown.

“Suara Istana Negara tidak boleh membandingkan kelemahan negara lain, itu merendahkan wibawa India,” tegasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Selasa (31/3).

Aktivis asal Papua ini mengingatkan bahwa ada etika dalam bernegara yang harus dijunjung tinggi. Jangan sampai apa yang disampaikan pemerintah menyinggung bahkan menginjak-injak wibawa negara lain.

“Terlalu dangkal sekali argumentasi darurat sipil karena India, kecuali jika anda belum cerdas, mau merugikan, dan menghianati Indonesia,” sambung Natalius Pigai.

Dia lantas mengingatkan tentang kasus pembantaian warga muslim di New Delhi beberapa waktu lalu. Istana diam dan tidak berkomentar atas tragedi kemanusian yang turut menyakiti Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbanyak di muka bumi.

“Padahal negara lain sudah protes India dan India pun memaklumi karena protes atas dasar kemanusiaan,” sambungnya.

Kembali ke lockdown. Natalius Pigai mengingatkan bahwa banyak negara maju telah menerapkan sistem ini. Di mana banyak di antaranya justru berhasil meredam sebaran Covid-19 dan tidak terjadi kekacauan seperti di India.

“Jadi lockdown itu urusan dalam negeri India, pernyataan Fadjroel menjatuhkan wibawa India,” tegasnya.

“Ingat, kita sendiri juga belum tahu apakah India begitu hancur karena lockdown? Semua yang terlihat hanya fatamorgana karena rekayasa media,” tekan Natalius Pigai.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya