Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Pengamat Hukum Unas: Ada Dugaan Pemerintah Pusat Abaikan Karantina Wilayah Karena Takut Terbebani Jaminan Kebutuhan Rakyat

SENIN, 30 MARET 2020 | 13:00 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintah Pusat terkesan sengaja mengabaikan atau membiarkan karantina wilayah yang dilakukan Pemerintah Daerah karena takut terbebani memberikan jaminan kebutuhan dasar masyarakat.

Hal itu merupakan respons setelah lambannya Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk melakukan lockdown atau karantina wilayah di daerah yang berstatus zona merah pandemi Coronavirus disease atau Covid-19.

Sehingga, banyak pemerintah daerah yang terlebih dahulu melakukan karantina wilayah tanpa dasar hukum yang seharusnya merupakan tanggungjawab pemerintah pusat.

"Iya ada indikasi kesana, yakni ada dugaan pemerintah mengabaikan karantina wilayah, dikarenakan takut terbebani jaminan kebutuhan dasar masyarakat," ucap pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (30/3).

Saiful Anam melanjutkan, seharusnya Pemerintah Pusat benar-benar melaksanakan ketentuan yang telah diatur di UU 6/2018 tentang Kekarantinaan Wilayah. Sehingga tidak membiarkan pemerintah daerah untuk mengambil sikat sendiri-sendiri.

"Pemerintah Pusat jangan takut terbebani tanggung jawab untuk pemenuhan jaminan kebutuhan dasar manusia selama masa karantina, karena nyawa masyarakat lebih penting dari segalanya termasuk perekonomian negara," tegasnya.

Bahkan kata Saiful Anam, Presiden Jokowi juga harus menghentikan seluruh proyek infrastruktur termasuk Omnibus Law agar tetap fokus pada penuntasan penyebaran Pagebluk Covid-19 di Indonesia.

"Iya seharusnya Presiden menghentikan seluruh proyek infrastruktur termasuk Omnibus Law, Presiden harus memfokuskan pada penuntasan penyebaran Covid-19 yang sangat dibutuhkan masyarakat," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya