Berita

Inggris saat lockdown/Net

Dunia

Ahli Di Inggris Sebut Kehidupan Normal Bisa Kembali Jika Lakukan Lockdown Selama Enam Bulan

SENIN, 30 MARET 2020 | 10:04 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Penguncian atau lockdown yang dilakukan di Inggris tampaknya akan berlangsung setidaknya selama enam bulan hingga wabah benar-benar bisa hilang.

Demikian yang disampaikan oleh Wakil Kepala Petugas Medis Inggris, Dr. Jenny Harries dalam sebuah konferensi pers harian di Downing Street pada Minggu (29/3).

Dikatakan oleh Harries, lockdown yang saat ini diberlakukan untuk menghentikan menyebaran virus corona atau Covid-29 akan dievaluasi pada pekan ketiga.

"Jika kita berhasil, kita akn menghancurkan bagian atas kurva itu, yang sangat brilian. Tetapi kita tidak boleh tiba-tiba kembali ke cara hidup normal kita," ujarnya.

" Itu akan sangat berbahaya. Jika kita berhenti, maka semua upaya ita akan sia-sia dan kita berpotensi melihat puncak kedua," paparnya seperti dimuat The Guardian.

Untuk itu, kata Harries, masyarakat harus bisa mempertahankan situasi lockldown untuk kemudian secara bertahap melakukan penyesuaian langkah sosial untuk bisa kembali ke kehidupan normal.

"Jadi saya pikir, tiga pekan untuk ditinjau. Dua atau tiga bulan untuk melihat apakah kita benar-benar terjepit, dengan sekitar tiga hingga enam bulan idealnya, dan banyak ketidakpastian dalam hal itu," terang Harries.

"Tetapo, utnuk melihat pada titil mana kita benar-benar dapat kembali normal. Masuk akal jika hal itu bisa lebih jauh lagi," imbuhnya.

Hal yang sama juga dungkapkan oleh seorang ahli epidemiologi dari Imperial College London, Prof. Neil Ferguson kepada Sunday Times.

"Menurut saya, kita harus mempertahankan langkah-langkah ini untuk jangka waktu yang signifikan, mungkin sampai Akhir Mei, bahkan mungkin awal Juni," katanya.

Menurut data dari Johns Hopkins, Inggris saat ini memiliki total infeksi sebanyak 19.784 kasus atau tertinggi ke-8 di dunia.  

Sementara itu, angka kematian di Inggris cukup tinggi, yaitu 1.228 orang meninggal dunia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya