Berita

Effendi Gazali/Net

Kesehatan

Effendi Gazali Usul Pemerintah Lakukan Lockdown Gotong Royong, Imam Prasojo Tepat Jadi Koordinator

SABTU, 28 MARET 2020 | 13:22 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia (UI), Effendi Gazali, mengusulkan kepada pemerintah untuk segera melakukan lockdown atau karantina secara nasional.

Langkah ini seyogyanya patut dipertimbangkan. Sebab jika melihat perkembangan terkini dari kasus positif (1.046 orang) dan kasus meninggal (87 orang), angkanya jauh lebih tinggi ketimbang kasus yang sembuh (46 orang).

"Sebelum terlambat lebih jauh, lockdown (karantina nasional) sudah layak jadi pilihan atau keputusan!" kata Effendi Gazali dalam siaran pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (28/3).

Terkait usul tersebut, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Pascasarjana UI ini memberikan enam langkah kongkrit yang bisa dijalankan pemerintah.
 
Pertama, dijelaskan Effendi Gazali, pemerintah bisa menunjuk sosiolog Imam Prasojo sebagai Koordinator atau Ketua Gotong Royong Lockdown Nasional.

"Tokoh ini, menurut hemat saya obyektif, mengerti kondisi masyarakat Indonesia, dan cukup punya jaringan yang dibutuhkan," sebutnya.

Langkah kedua, adalah membentuk tim-tim koordinasi kecil, dan menghidupkan jaringan masyarakat hingga ke tingkat terkecil, seperti RT/RW.

"Koordinator atau Ketua harus membentuk tim kecil dan menghidupkan jaringan ke tingkat terkecil di RT-RT," kata Effendi Gazali.

"Di seluruh RT dan Komunitas terkecil, bikin data rinci (sebetulnya inilah bagian dari interactivebig data, yang sudah dijadikan kehendak nasional). Berapa jumlah keluarga yang harus kita dukung kalau lockdown (karantina nasional), dan berapa orang anggota per-keluarganya," sambungnya.

Kemudian untuk langkah ketiga, tim koordinasi lockdown di tingkat bawah, menjalankan tugas sebagai pihak yang menginventarisir tingkat sosial di masyarakat. Tujuannya adalah agar si kaya dan si miskin bisa bergotong royong, alias membantu satu sama lain.

"Siapa-siapa saja dari RT itu, atau dari lingkungan terdekat, yang berkehendak baik dan berkemampuan, mendukung keluarga yang membutuhkan tersebut, dalam wujud, 14 hari dikali paket sembako," beber Effendi Gazali.

Untuk selanjutnya, proses penyaluran sembako juga mesti diatur secara seksama. Yakni melalui mekanisme pembagian oleh tim relawan.

"Setiap pagi hari, langsung ke rumah-rumah keluarga yang membutuhkan," terang Effendi Gazali.

Selain itu, pemerintah mesti memfasilitasi infrastruktur kesehatan dan pola hidup bersih di tingkat terbawah masyarakat. Hal ini menja langkah kelima yang juga penting direalisasikan.

"Seluruh RT juga dibuatkan tiga sampai empat (atau sebanyaknya) tempat cuci tangan portabel disertai sabun. Tujuan praktisnya adalah sebagai sesuatu yang harus digunakan, juga pengingat (simbol terdekat) bahwa seluruh warga harus rajin cuci tangan dengan sabun," sebutnya.

Dengan demikian, upaya lockdown atau karantina nasional selama dua minggu yang diusulkan Effendi Gazali bisa menghasilkan.

"Nanti kita lihat perkembangannya. Pasti akan ada kelemahan dan kekurangan, tapi setidaknya di sinilah gotong royong, atau intisari Pancasila kita diuji, dan kita wujudkan plus pertahankan bersama," harap Effendi Gazali.

"Keluarga saya, insyaaAllah, siap ikut mendukung tiga sampai empat keluarga yang membutuhkan di RT saya, dengan sistem tadi, sembako setiap pagi hari, selama 14 hari, dan bisa dikumpulkan oleh relawan," tutupnya menambahakan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya