Presiden Joko Widodo diharapkan untuk tidak selalu melihat segalanya dari sisi kapitalis saat mempertimbangkan lockdown wilayah di zona merah terdampak virus corona baru atau Covid-19.
Langkah Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang memerintahkan untuk menarik warga keluar dari Indonesia harus jadi peringatan bahwa pemerintah memang bekerja lamban.
Analis politik dari Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah menilai, bagaimanapun Amerika Serikat lebih maju dalam hal memperhatikan warga negara, termasuk dalam menghimpun informasi dunia.
“Artinya, kebijakan meminta warganya meninggalkan Indonesia, sangat mungkin karena membaca keadaan negara ini tidak kondusif terkait virus corona," ujarnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (27/3).
Sikap kedua negara besar yang takut warganya terancam di Indonesia merupakan teguran bagi Presiden Jokowi untuk segera mengambil langkah tegas melakukan
lockdown.
"Ini sebenarnya memperkuat alasan presiden untuk segera mengambil langkah tegas, lockdown. Memang riskan bagi ekonomi, tetapi tidak lama, karena keselamatan warga jauh lebih penting dibanding hal lain," tegas Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) itu.
Dengan demikian, Presiden Jokowi terus didesak agar lebih mendengar para ahli kesehatan ataupun ilmuwan Sains dalam menangani
pagebluk Covid-19 yang semakin luas tersebut.
"Presiden seharusnya banyak mendengar ahli kesehatan atau sekurang-kurangnya ilmuwan Sains, agar tidak selalu melihat dari sisi kapitalis," pungkas Dedi.