Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Jokowi Boleh Simpulkan Rakyat Disiplin Atau Tidak, Setelah Lockdown Diputuskan

RABU, 25 MARET 2020 | 10:28 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Narasi Presiden Joko Widodo yang memilih physical distancing ketimbang lockdown dinilai kurang tegas dan cenderung menghakimi rakyat tidak disiplin.

Analis politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai bahwa imbauan itu bersifat sukarela. Artinya rakyat tidak ditekan untuk benar-benar patuh berada di rumah demi hindari sebaran Covid-19.

“Untuk itu, tidak semua warga negara patuh karena mereka memiliki kebutuhan hidup yang lebih dipilih dibanding mengikui imbauan,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (25/3).

Menurutnya, cerita akan berbeda jika Jokowi memutuska untuk lockdown seperti negara maju. Maka tidak ada pilihan bagi rakyat untuk tidak patuh. Mereka yang melanggar bisa dikenakan sanksi.

Pasca lockdown diputus, Jokowi baru bisa menilai apakah rakyat Indonesia disiplin atau tidak.

“Dari kebijakan itu juga, presiden dapat mengambil kesimpulan rakyat disiplin atau tidak,” sambungnya.

Dedi menambahkan Presiden Joko Widodo saat ini seperti tidak memiliki data sebaran yang valid sehingga tidak melakukan upaya lockdown. Selain itu, negara juga terkesan tidak berani rugi demi warga negara.

“Karena lockdown tidak bisa dijalankan jika keburuhan warga laling dasar tidak dijamin negara,” katanya.

Menurutnya, physical distancing dengan banyaknya karakter masyarakat Indonesia akan sia-sia jika pemerintah tak segera melakukan lockdown.

“Social distancing yang himbau, dengan waktu diperlama, akan sia-sia selama tidak serentak satu negara, ini persoalan, wabah tidak teratasi produktivitas warga turut hilang,” tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya