Berita

Menkeu Sri Mulyani dinilai tak punya program mumpuni bagi ekonomi Indonesia/Net

Politik

SMI Tak Punya Program Mumpuni, Ekonomi Indonesia Makin Kedodoran

SELASA, 24 MARET 2020 | 13:30 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kebijakan tim ekonomi Presiden Joko Widodo yang dipimpin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) dinilai makin kedodoran saat menghadapi pandemik virus corona atau Covid-19.

Peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata mengatakan, paket ekonomi dari tim ekonomi Jokowi tidak bermanfaat. Sebab, sebelum adanya pandemik Covid-19, ekonomi Indonesia sudah alami perlambatan.

"Jauh sebelum jatuh tempo utang dan Corona, ekonomi Indonesia memang lambat. Hanya 0,1 persenan. Bisa dikatakan, tidak ada paket kebijakan ekonomi spektakuler dari SMI cs," ucap Dian Permata kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (24/3).

Paket kebijakan ekonomi yang dimaksud lulusan Magister Universitas Sains Malaysia ini ialah gencarnya pemerintah menggelontorkan uang untuk infrastruktur.

"Pemilihan bugeting besar di infrastruktur jalan dan lain-lain juga tidak membuat ekonomi Indonesia terkerek. Justru sebaliknya, industri pendukung infrakstruktur seperti Kratakau Steal tidak mendapat 'kue' dari budgeting besar di infrastruktur," jelas Dian.

Bahka dengan adanya pandemik Covid-19, kata Dian, kebijakan paket ekonomi SMI dkk semakin terlihat menurun.

"Kebijakan paket ekonomi SMI cs justru makin kedodoran manakala menghadapi corona. Contohnya, infrastruktur bidang kesehatan BPJS tidak siap hadapi wabah ini. Bahkan, kenaikan iuran kelas III mendapatkan challenge dari MA yang membatalkan keputusan kenaikan iuran," beber Dian.

Dengan demikian, Dian mengaku semakin yakin bahwa tim ekonomi Presiden Jokowi tidak punya program yang mumpuni untuk membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih baik.

"Dari sini sudah bisa lihat bahwa SMI cs tidak punya program mumpuni untuk (membangkitkan) ekonomi Indonesia," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya