Berita

Presiden AS Donald Trump/Net

Muhammad Najib

Merebaknya Corona Ke Seluruh Dunia Tidak Menghentikan Serangan Donald Trump Kepada Iran

SELASA, 24 MARET 2020 | 10:35 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

IMAM Syafii mengingatkan kita, jika seseorang menasehatimu secara diam-diam sesungguhnya ia menyayangimu, sedangkan jika seseorang menasehatimu di depan publik maka sesungguhnya ia menghinamu.

Di dalam dunia politik ada adagium yang menyatakan: "janganlah lihat apa yang dikatakan, tapi perhatikanlah apa yang dilakukan".

Dua kalimat bijak di atas sangat relefan untuk melihat apa sebenarnya yang sedang dilakukan Presiden Amerika Donald Trump terhadap Iran yang menjadi musuh utama Amerika di Timur Tengah.

Kini Iran mengalami penderitaan paling parah di Timur Tengah, akibat pandemik virus baru corona yang diberi nama Covid-19. Besarnya korban baik yang meninggal maupun terinfeksi membuat sejumlah media menyebut Iran sebagai episentrum pandemi virus corona di Timur Tengah.

Tanpa gembar-gembor China menjadi negara pertama yang membantu dengan memberikan berbagai bentuk peralatan medis, diikuti Perancis, Inggris, dan Jerman. Begitu juga negara-negara lain bekerja sama dan membantu dalam berbagai bentuk untuk melawan musuh bersama dengan alasan kemanusiaan.

Sejak Donald Trump menyatakan Amerika keluar dari kesepakatan nuklirnya dengan Iran tahun 2015, serangan bertubi-tubi terus dilakukan Amerika terhadap Iran, mulai sanksi ekonomi, tekanan politik, sampai serangan militer. Ternyata semua yang dilakukannya tidak berhasil menaklukkan negeri yang dulu dikenal dengan nama Persia ini.

Kasus terakhir serangan Iran atas pangkalan militer Amerika di Irak dengan menggunakan rudal, sampai sekarang masih berlanjut dengan saling serang antara pasukan Amerika dengan milisi-milisi dukungan Iran di Irak.

Dalam situasi seperti ini, Donald Trump menawarkan bantuan untuk menangani virus corona kepada Iran. Padahal pada saat bersamaan Amerika sendiri nampak kewalahan menghadapi virus yang sama yang menyerang negaranya.

Karena itu, sangat wajar jika Iran sangat marah mendengar tawaran ini. Disamping ada kecurigaan kalau-kalau Amerika mau mencoba mengobrak-abrik Iran dari dalam dengan cara mengirimkan orang-orangnya dengan kedok relawan kemanusiaan untuk melawan virus corona, juga cara menyampaikannya bisa ditafsirkan sebagai sebuah pelecehan.

Menurut Presiden Pakistan Imran Khan, yang lebih diperlukan oleh Iran dari Amerika saat ini adalah pencabutan sanksi ekonomi yang dijatuhkan Donald Trump yang menyebabkan Iran kesulitan dalam menjalin kerjasam ekonomi dengan banyak negara.

Karena itulah bisa dipahami, jika reaksi orang nomor satu Iran Ayatullah Ali Khamenei yang menyatakan: "Jika anda punya obat-obatan, gunakanlah untuk anda sendiri".

Lebih dari itu, Khamenei juga mengatakan bahwa pemimpin Amerika adalah pembohong, penipu, serakah, kejam, dan tidak ubahnya teroris.

Makna kata-kata keras Khamenei tentu tidak bisa dilepaskan dari pernyataan Donald Trump yang menyatakan bahwa Amerika tidak berniat mengganti rezim yang kini sedang berkuasa di Iran. Mungkin saja Trump belum tahu adagium yang sudah sangat familer di kalangan politisi sebagaimana ditulis pada bagian awal tulisan ini. Wallahua'lam.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Panglima TNI Diminta Tarik Anggota Puspom dari Kejagung

Selasa, 28 Mei 2024 | 18:58

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

IAW Desak KPK Periksa Gubernur Jakarta, Sumbar, Banten, dan Jateng

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17

Pj Gubernur Jabar Optimistis Polisi Mampu Usut Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kamis, 23 Mei 2024 | 06:48

Pj Gubernur Jabar Ingatkan Dishub Tidak Ada Suap dan Pungli dalam Uji KIR

Senin, 27 Mei 2024 | 19:31

UPDATE

Pemuda Nusantara Minta Ada Tindakan Hukum pada Produsen Oli Palsu

Kamis, 30 Mei 2024 | 20:05

Peran Raja Maroko untuk Palestina Disorot Selama Pertemuan Bahrain

Kamis, 30 Mei 2024 | 20:03

Mabes Polri Mengaku Belum Terima Draf RUU Kepolisian

Kamis, 30 Mei 2024 | 19:54

Mahasiswa Sumut-Jakarta Dukung Duet Bobby-Teguh

Kamis, 30 Mei 2024 | 19:44

NU Circle Kritik Buku Panduan Kemdikbud Berisi Kekerasan Seksual, Pedofilia, dan LGBT

Kamis, 30 Mei 2024 | 19:42

Prajurit Petarung Marinir Terjang Ombak Pantai Selatan

Kamis, 30 Mei 2024 | 19:33

Tekan Emisi Karbon, SMI Biayai Proyek Perubahan Iklim Rp141,7 Triliun

Kamis, 30 Mei 2024 | 19:19

David Herson Siap Nakhodai HIPKI

Kamis, 30 Mei 2024 | 19:18

Kapolri Lantik Pamen dan Pati Naik Pangkat, Ini Daftarnya

Kamis, 30 Mei 2024 | 19:16

Employee Experience Awards 2024 Beri Penghargaan kepada Perusahaan Indonesia

Kamis, 30 Mei 2024 | 19:05

Selengkapnya