Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Mengapa Angka Kematian Kasus Virus Corona Di Indonesia Disebut Tertinggi?

SELASA, 24 MARET 2020 | 06:38 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Wabah virus corona di Indonesia telah menimbulkan korban yang tidak sedikit. Pada Senin (23/3), Indonesia telah mencatat ada 579 kasus virus corona, dengan angka kematian sebanyak 49 orang.

Banyak yang menyebut, secara prosentase, kematian kasus virus corona di Indonesia terbilang tinggi. Juga banyak sekali pertanyaan ‘mengapa angka kematian akibat Covid-19 begitu tinggi di Indonesia? Sampai 8 persen?’.

Spesialis Epidemiologi, dr. Dicky Budiman dalam sebuah wawancara televisi mengatakan, untuk angka kematian ini ada banyak faktor yang mempengaruhi.

“Ada banyak orang yang menganggap bahwa angka ini ketinggian atau masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Yang perlu dipahami bahwa pada fase awal dari setiap pandemi atau epidemi tentu angka kematian itu selalu tinggi,” ujar Dicky.

Mengapa selalu tinggi?

“Karena tentu belum banyak angka kasus temuan dari pasien atau tersangka yang kita testing. Dan untuk case fatality rate sendiri banyak faktor yang berpengaruh pada angka ini,” jelas Dicky.

Faktor itu di antaranya, selain fase epidemi yang masih awal, adalah variasi dari jumlah kasus terdeteksi. Lewat tes ini, hasilnya  akan berbeda antar negara.

“Lalu faktor seleksi bios. Seleksi bios ini terjadi misalnya ketika dilakukan tes memang orang itu sudah dalam keadaan resiko  tertentu, akhirnya angka tesnya akan positif dan dia ternyata dalam kondisi atau status yang berat sehingga menyebabkan kematian.”

Dicky mencontohkan seperti halnya Italia, CFR (case fatality rate) yang tinggi itu karena adanya AMR atau antimicrobial Resistance, di mana Italia merupakan salah satu negara tertinggi di Eropa untuk angka Antimicrobial Resistance.

“Yang menyebabkan sepertiga kematian di Italia karena ini, jadi ada banyak faktor dalam hal ini,” tegas Dicky.

Testing menjadi ukuran atau tolak ukur yang sangat penting untuk satu epidemi. Dengan adanya testing yang banyak inilah akhirnya akan menentukan lebih dekat atas kondisi realita yang terjadi.

“Jadi sekali lagi kalau saya sampaikan secara teori untuk fatality rate ini, banyak faktor berpengaruh. Lalu, ini yang sangat mempengaruhi, yaitu jumlah tes. Jumlah tes yang dilakukan oleh suatu negara, semakin sedikit ya semakin besar juga nanti angka CFR-nya. Tapi ketika dia semakin banyak seperti kasus testing yang dilakukan di Korea, itu akan semakin kita mendapat gambaran yang utuh,” jelas Dicky.

Semakin banyak estimasi dalam nilai atau angka, sesungguhnya dalam satu populasi untuk menilai status infeksi akan lebih nyata.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya