Berita

Social distancing di bandara/Net

Politik

Social Distancing Abu-abu, Pemerintah Pikirkan Nasib Pekerja Informal?

MINGGU, 22 MARET 2020 | 17:29 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kebijakan social distancing yang diterapkan pemerintah untuk mengantisipasi meluasnya penularan virus corona atau Covid-19 dinilai belum memiliki aturan yang jelas.

Pasalnya, pemerintah belum menyiapkan alternatif untuk para pekerja informal yang berpenghasilan harian. Sehingga, mereka tetap harus keluar rumah untuk bekerja dan memilih untuk mengabaikan imbauan pemerintah.

"Ajakan untuk tinggal di rumah (social distancing) ini kan tidak pernah jelas di pemerintah. Bagaimana dengan pekerja informal atau masyarakat yang menggantungkan hidupnya itu dari sumber income harian?" kata Ketua Indonesia Bergerak, Yaya Nurhidayati di Jakarta, Sabtu (21/3).

"Kalau mereka tinggal di rumah, bagaimana ini? Mereka harus mendapatkan pengganti (harian) layak hidup mereka dari mana? Sampai sekarang tidak jelas," imbuhnya.

Direktur Nasional Walhi ini menilai, pemerintah perlu memikirkan nasib para pekerja informal ini yang justru sangat rentan karena disudutkan pada pilihan hidup yang pelik.

Padahal, kata Yaya, seharusnya mereka dijamin oleh negara, bukan hanya pada saat situasi seperti sekarang ini. Sebab, dalam Pasal 34 UUD telah jelas disebutkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

"Apakah pemerintah mau memberikan bantuan finansial tersebut kepada mereka? Dan kalau iya, seperti apa, bagaimana prosedurnya? Siapa yang bisa mengakses bantuan ini? Di mana dia bisa mengakses? Berapa jumlahnya? Ini kan enggak pernah jelas sampai saat ini," sesalnya.

Atas dasar itu, Indonesia Bergerak meminta pemerintah untuk melihat imbas dari kebijakan yang telah diambilnya, sekaligus menyiapkan solusi atas kebijakan tersebut.

"Perlu diperhatikan juga impact dari kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah seperti social distancing, itu seperti apa dampaknya kepada kelompok masyarakat, terutama yang marjinal," tandas Yaya Nurhidayati.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya