Berita

Tenaga kerja asing asal China mendnarat di Kendari/Net

Nusantara

Kapolri Harus Periksa Polda Sultra Atas Penangkapan Perekam Video Kedatangan TKA China

SELASA, 17 MARET 2020 | 15:45 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kapolri Idham Azis didesak untuk memeriksa anggotanya di Polda Sulawesi Tenggara atas penangkapan seorang pria yang merekam video kedatangan tenaga kerja asing (TKA) asal China di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Hal itu perlu dilakukan untuk mengetahui kejelasan sebuah perkara dalam penangkapan itu.

Apalagi, video yang direkam merupakan sebuah peristiwa yang benar terjadi yakni sebanyak 49 WNA asal China mendarat di Kendari.

"Kapolri sebagai penyidik dapat memeriksa bawahannya anggota Polri dan memeriksa setiap orang (apapun jabatannya) yang dibutuhkan agar sebuah perkara bisa membuat terang dan jelas perkara," ucap Ketua Koordinator Pelaporan Bela Islam (Korlabi), Damai Hari Lubis kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (17/3).

Jika ditemukan kelalaian, kata Damai, Kapolri harus mencopot seluruh anggotanya yang melakukan kesalahan menangkap pria yang mereka video tersebut.

"Maka bila kelalaian atau kesalahan terletak pada anggota Polri, Kapolri dapat memberhentikan dari keanggotaan Polri atau mencopot jabatan strukturalnya," tegasnya.

Sebelumnya, Polda Sulawesi Tenggara telah mengamankan Hardiono (39) pembuat video yang memperlihatkan rombongan TKA asal China yang baru datang di Bandara Haluoleo, Kendari.

Warga Desa Onewila, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan itu dalam video yang diambilnya mengatakan rombongan TKA asal China itu dengan corona.

“Corona, corona lagi corona, e satu pesawat corona semua” ucapnya saat merekam kedatangan TKA itu.

Usai ditangkap, Herdiono pun meminta maaf atas aksi rekam video yang dia lakukan.

"Saya akui kesalahan saya dan saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi jika saya mengulanginya lagi maka saya siap dihukum sesuai dengan hukuman yang berlaku," kata Hardiono dalam video klarifikasinya usai ditangkap polisi, Senin (16/3).

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya