Berita

Guru SMKN 1 Garut saat produksi hand sanitizer/RMOL

Nusantara

Susah Dapat Hand Sanitizer, SMKN 1 Garut Akhirnya Pilih Produksi Sendiri

SELASA, 17 MARET 2020 | 15:08 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Susahnya mendapatkan hand sanitizer yang menjadi cairan pembersih tangan membuat sejumlah warga kelimpungan. Kondisi tersebut justru memotivasi sekolah melalui guru serta siswa farmasi di SMKN 1 Garut memproduksi hand sanitizer sendiri.

Kepala SMKN 1 Garut, Dadang Johar Arifin menerangkan, kandungan hand sanitizer tersebut terdiri dari Aquades, Alkohol 96 persen, Gliserol dan Hidrogen Peroksida. Menurutnya, adanya inisiatif tersebut membuat sekolah tidak lagi kesulitan dengan kelangkaan stok dan mahalnya harga hand sanitizer.

“Alhamdulillah kita jadi bisa menghemat biaya juga, kalau beli per takaran botol ini bisa sampai Rp300 ribu, sedangkan jika produksi sendiri hanya menghabiskan biaya Rp25 ribu per botol,” terang Dadang, usai meninjau produksi hand sanitizer di sekolahnya, Selasa (17/3) seperti dikutip dari Kantor Berita RMOL Jabar.

Selain mengantisipasi kelangkaan barang tersebut, pembuatan hand sanitizer secara mandiri juga sebagai upaya memanfaatkan waktu para guru di sekolahnya yang diliburkan selama dua pekan ke depan agar tetap produktif.

“Disamping kita terus membimbing anak-anak belajar di rumah, para guru juga melaksanakan kegiatan produktif di sekolah di antaranya pembuatan hand sanitizer yang saat ini menjadi barang sangat diperlukan sebagai salah satu cara mencegah virus corona,” kata dia.

“Kita tidak lagi disulitkan mendapatkan hand sanitizer karena kandungannya sudah teruji, dan sama saja menggunakan bahan atau komposisi yang biasa digunakan untuk hand sanitizer di pasaran,” imbuhnya.

Meski tak diperjualbelikan, pihaknya menargetkan memproduksi sebanyak 100 botol dalam tiap harinya. Proses produksi akan dilakukan selama dibutuhkan. Nantinya, hand sanitizer tersebut akan dibagikan kepada para siswa, guru dan staf di sekolah.

“Sementara ini tidak dijualbelikan, namun hand sanitizer ini kita produksi sendiri, karena kita ada sumber daya manusia yang kompeten di bidang farmasi, ada guru yang sudah memiliki kompetensi apoteker dibantu tenaga farmasi,” tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya