Berita

Ubedillah Badrun/Net

Politik

Kasus Warga Bekasi Jadi Bukti Manajemen Pemerintah Tangani Covid-19 Buruk

SENIN, 16 MARET 2020 | 07:59 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin dinilai buruk dalam manajemen penanganan dan informasi dalam menghadapi virus corona atau Covid-19 di Indonesia.

Penanganan buruk tersebut semakin tampak ketika pemerintah memberikan informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya.

Baru-baru ini, warga Bekasi kembali dihebohkan dengan pernyataan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang menyebut bahwa warga Bekasi yang meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit (RS) Dr. Hafidz (RSDH) Cianjur, Jawa Barat ternyata positif Virus Corona.

Padahal, pemerintah melalui Jurubicara Penanganan Covid-19, Ahmad Yurianto menyebut bahwa warga Bekasi yang meninggal tersebut negatif corona.

Lebih paranya lagi, istri dan anak korban yang meninggal dunia tersebut juga dipastikan positif corona seperti yang disampaikan Ridwan Kamil.

"Dalam menangani Covid-19 pemerintah pusat terlihat buruk dalam manajemen penanganan, maupun dalam manajemen informasi. Hal itu terlihat baik dari pernyataan-pernyataan pemerintah yang sering menyepelekan kasus dan dari perbedaan-perbedaan informasi terkait korban," ucap Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (16/3).

Sebagai solusi, analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini meminta kepada pemerintah untuk membuat pusat informasi dan desentralisasi penanganan agar informasi yang disampaikan kepada masyarakat dipastikan akurat.

Hal itu perlu dilakukan agar mencegah terulang kembali penyampaian informasi yang tidak akurat yang akan berdampak buruk.

"Agar daya jangkauannya lebih dekat dan informasinya lebih akurat. Selain itu teknologi medis kita mesti menjadi perhatian pemerintah," tegas Ubedilah.

Tak hanya itu, Ubedilah juga mendesak agar pemerintah memperhatikan kondisi para medis dengan baik saat menangani korban corona.

"Perhatian terhadap para medis juga perlu di-manage dengan baik, jangan sampai mereka menangani korban corona tetapi justru terkena corona," pungkas Ubedilah.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya