Berita

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera/RMOL

Politik

Berpotensi Jangkit Presiden Jokowi Dan Pejabat Lain, PKS Minta Pemerintah Bentuk Gugus Tugas Corona

JUMAT, 13 MARET 2020 | 18:34 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Beberapa pejabat di luar negeri telah terkena Virus corona atau Covid-19 harus dijadikan pelajaran bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk membentuk gugus tugas menangani Corona di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Alu Sera. Menurut Mardani Ali, pemerintah harus lebih substansial menghadapi virus corona dengan membentuk gugus tugas atau satu komando.

"Saya mendesak pemerintah lebih betul-betul substansial mengahadapi Corona. Sampai sekarang saya belum lihat ada gugus tugas yang interdep ya, siapa penanggung jawabnya satu komando," ucap Mardani Ali Sera kepada Kantor Berita Politik saat ditemui di D'Consulate Resto & Lounge di Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/3).

Karena kata Mardani, saat ini banyak pihak menyampaikan perkembangan kasus corona secara terpisah. Akibatnya, banyak ketidaksinkronan data antara Pemda, Rumah Sakit dengan Pemerintah Pusat.

"Buat saya ini berat sekali kalau pandeminya sudah nyampe ke kita, bisa jadi sudah nyampe gitu loh. Kita tidak siap menurut saya ya," jelas Mardani.

Apalagi kata Mardani, virus corona pun juga telah menyerang para pejabat di luar negeri.

Mardani meminta pemerintah harus segera membentuk gugus tugas untuk menghadapi segala kemungkinan, termasuk virus corona menyerang pejabat Indonesia.
"Perlu satu gugus tugas, satu rantai komando. Termasuk protokol kalau ada pejabat yang kena, baik level rendah menengah sampai tertinggi. Misalnya Pak Jokowi kena gitu tentu kita tidak berharap. Segala hal harus disiapkan intinya adalah jangan sampai pemerintahan gagal berfungsi ketika virus ini menyerang elit-elit pemerintahan," pungkas Mardani.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya