Berita

Presiden Filipina Rodrigo Duterte/Net

Politik

Duterte: Saya Berkeras Ikut Campur, Karena Mereka Menuduh Kami Membunuh 70.000 Orang

KAMIS, 12 MARET 2020 | 07:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyerukan warga Amerika keturunan Filipina untuk kembali mendukung Donald Trump dalam pemilu mendatang.

“Kepada orang Filipina (di Amerika), jika ini keluar, pilihlah Trump. Dan mereka mengatakan bahwa saya mengganggu? Tentu saja, saya ikut campur,” kata Duterte dalam konferensi pers di televisi, di Malacanang.

Duterte mengatakan dia sengaja mencampuri politik AS karena legislator negara itu telah turut campur pula terhadap persoalan Filipina.

“Kepada orang Filipina [di Amerika], pilihlah Trump,” ujar Duterte dalam konferensi pers di Istana Malacanang, mengutip The Philippine Star.

Duterte mengatakan dia sengaja mencampuri politik AS karena legislator negara itu telah turut campur pula terhadap persoalan Filipina. Hal ini terkait dengan desakan senator AS soal pembebasan senator Filipina Leila de Lima.

Malacanang menegaskan itu salah satu yang membuat Duterte bersikap demikian.

“Katakan itu kepada orang Amerika, bahwa Duterte berkeras ikut campur urusan dalam negeri Amerika. Mengapa saya ikut campur? Karena mereka melakukannya terlebih dahulu. Mereka (menuduh kami) di luar proses hukum membunuh 70.000 (orang), ” seru Duterte.

Duterte akan terus memastikan agar Perjanjian Kunjungan Pasukan (VFA) militer Filipina dengan AS berakhir sebelum tenggat 180 hari sejak rencana itu disampaikan ke AS.

“Saya tidak mengingkari VFA dan tidak akan pergi ke Amerika untuk membicarakan hal ini dengan siapa pun, meski saya sangat menghormati Trump,” kata dia.

Duterte menghentikan perjanjian VFA pada 11 Februari lalu, setelah AS membatalkan visa Senator Ronald dela Rosa.

Leila de Lima adalah Ketua Komnas HAM Filipina periode 2008-2010 dan Sekretaris Departemen Kehakiman 2010-2015 yang kemudian menjadi senator.

De Lima gigih menentang kebijakan Duterte yang memerintah tembak di tempat dan mengeksekusi tanpa proses pengadilan terhadap terduga bandar narkoba.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya