Berita

Bawang putih/Net

Politik

Asosiasi Hortikultura Sesalkan Penerbitan RIPH Bawang Putih Yang Lambat

MINGGU, 08 MARET 2020 | 15:11 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Umat muslim akan menunaikan ibadah puasa ramadan dalam hitungan kurang dari dua bulan. Tapi di satu sisi, stok bawang putih di pasar mulai mengkhawatirkan.

Begitu kata Ketua Asosiasi Hortikultura Nasional, Anton Muslim Arbi yang menyesalkan lambannya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan), dalam menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH).

Menurutnya, proses perizinan yang lambat membuat stok bawang putih menipis dan berpotensi membuat harga semakin naik. Pada akhirnya, dia mengaku tidak bisa menghilangkan prasangka curiga bahwa ada unsur politis dalam pengurusan ini.

“Kenapa menteri baru seperti ini kerjanya? Kan kini orang menduga ke sana (adanya kepentingan parpol). Apalagi menteri ini orang partai," ujarnya kepada redaksi, Minggu (8/3).

Anton mengaku sudah pernah meminta kepada pemerintah untuk tidak menempatkan orang partai sebagai pengisi pos strategis. Ini lantaran orang partai tidak bisa memberi jaminan kepastian pada dunia usaha.

“Sebab dunia usaha butuh kepastian. Kalau sudah oke, ya langsung diproses dong izinnya,” tutur Anton.

Senada Anton, pengamat ekonomi dari Unika Atma Jaya, Rosdiana Sijabat turut mengingatkan pemerintah untuk memastikan bahan pokok tersedia selama puasa dan ramadan. Terkhusus bawang putih, pemerintah harus cepat. Sebabm suplai bawang putih dalam negeri hanya 5 hingga 10 persen dari kebutuhan domestik.

Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) jangan lamban dalam mengeluarkan RIPH. Sehingga, lanjutnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) dapat lebih cepat menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) ke perusahan terpilih untuk melakukan impor.

"Proses itu perlu dipercepat. Keterlambatan sedikit saja membuat harga pada tingkat importir, distributor dan pedagang kecil hingga sampai ke masyarakat itu naik tajam," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya