Berita

Salamuddin Daeng/Net

Publika

Nasib Pertamina Di Blok Rokan: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

MINGGU, 08 MARET 2020 | 14:50 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

SEBETULNYA Pertamina tidak punya kemampuan keuangan untuk membeli Blok Rokan kepada Pemerintah pada akhir tahun 2018 lalu, karena keuangan perusahaan sedang payah akibat begitu banyak beban dan tanggung jawab yang harus dipikul Pertamina untuk menjalankan kebijakan populis pemerintan menuju pilpres 2019.

Pertamina terpaksa harus melipatgandakan utang dengan menerbitkan global bond senilai 750 juta dolar untuk dapat membayar Blok Rokan kepada pemerintah melalui pembayaran signature bonus. Nilai pembelian yang sangat besar hasil lelang Blok Rokan yang dilakukan oleh Kementerian ESDM yang dimenangkan oleh Pertamina dan mengalahkan peserta lainnya, termasuk Chevron.

Namun meskipun sudah membayar sangat besar, ternyata Pertamina tidak langsung dapat memasuki Blok Rokan dan melakukan aktvitas pengeboran minyak di sana. Pertamina baru dapat masuk secara penuh ke Blok Rokan setelah kontrak berakhir nanti tahun 2021.

Sementara proses bertahap menuju tahun 2021 tidak berlangsung dalam tahap yang normal sebagaimana yang diharapkan Pertamina. Satuan Khusus Kerja (SKK) migas gagal memfasilitasi proses peralihan secara bertahap Blok Rokan dari tangan Chevron kepada Pertamina.

Kondisi ini sangatlah membahyakan bagi Pertamina, karena apabila Pertamina tidak masuk secara bertahap ke dalam pengeloaan blok migas ini, maka dapat dipastikan produksi migas tahun 2021 akan berada dalam bahaya. Sebagaimana diketahui bahwa blok migas Rokan di Provinsi Riau merupakan blok migas dengan produksi terbesar di Indonesia yang dikelola perusahaan AS selama kurang lebih 100 tahun.

Mengapa? Karena produksi Blok Rokan sendiri berada dalam kondisi penurunan. Tanpa ada pengeboran dan sumur-sumur migas baru, maka produksi Blok Rokan akan menurun dratis. Sementara Chevron tidak mungkin diharapkan melakukan investasi baru karena akan segera meninggalkan lapangan tersebut.

Ibarat pepatah jatuh tertimpa tangga, Pertamina harus berhadapan dengan harga minyak mentah yang semakin merosot dan tidak ada harapan akan pulih dalam dua atau tiga tahun mendatang. Jadi, walaupun Pertamina mengambil alih Blok Rokan, uang yang dikeluarkan untuk membiayai operasi blok ini tidak akan mudah dapat dikembalikan.

Selain produksi blok ini akan menurun secara alamiah, harga jual minyak mentah yang dihasilkan tiďak akan menutupi biaya produksi blok ini, apalagi menutupi utang Pertamina yang sudah terlanjur menggunung.

Berdasarkan laporan Pertamina, utang dalam bentuk global bond Pertamina sekarang senilai 12,5 miliar dolar, belum termasuk utang kepada bank baik dalam maupun luar negeri.

Jadi nasib usaha hulu migas Pertamina dan juga blok-blok migas dalam negeri yang baru dibeli Pertamina tampaknya akan bernasib suram. Semoga ada jalan keluarnya.

Penulis adalah peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Masyarakat Tidak Perlu Panik, DPR Pastikan Distribusi Gas Melon Lancar

Senin, 10 Februari 2025 | 23:18

Polres Pelabuhan Belawan Tangkap Empat Pelaku Tawuran, Hasil Tes Urine Positif Narkoba

Senin, 10 Februari 2025 | 22:50

Dekatkan Dunia Usaha dengan Mahasiswa, UNHAS Gandeng Asprindo

Senin, 10 Februari 2025 | 22:31

Faizal Assegaf: Raja Kecil itu Bahlil

Senin, 10 Februari 2025 | 22:20

Polda Metro Jaya: Pers Berikan Manfaat Bagi Polisi dan Masyarakat

Senin, 10 Februari 2025 | 22:08

Ketua Komisi V: Anggaran IKN Diblokir Bukan Berarti Dihentikan

Senin, 10 Februari 2025 | 22:02

Jenderal Agus Subiyanto Rotasi 65 Pati, Paling Banyak Matra Angkatan Darat

Senin, 10 Februari 2025 | 21:56

Wariskan Banyak Masalah, Jokowi Harus Diseret ke Penjara

Senin, 10 Februari 2025 | 21:51

Tim Transisi Pramono-Rano Pastikan Warga Tak Terkendala Air Bersih

Senin, 10 Februari 2025 | 21:46

Ted Sioeng Akui Sempat Kabur ke Singapura, Diringkus di China

Senin, 10 Februari 2025 | 21:44

Selengkapnya