Berita

India Saat Aksi Massa/Net

Politik

Partai Oposisi: India Sedang Hadapi Ekonomi Yang Kotor, Ketegangan Komunal, Dan Krisis Kesehatan

SABTU, 07 MARET 2020 | 08:31 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

RMOL. India, sebelum dan sesudah bentrokan, memang tengah menghadapi situasi yang tidak baik-baik saja. Kondisi itu semakin memburuk saat bentrokan yang diawali dengan aksi unjuk rasa atas undang-undang kewarganegaraan terjadi.

Mantan perdana menteri India Manmohan Singh telah memperingatkan akan adanya "ketidakharmonisan sosial, perlambatan ekonomi dan epidemi kesehatan global" yang dihadapi negara itu.

Singh adalah anggota partai oposisi utama Kongres, dan mantan perdana menteri dari 2004 hingga 2014.

Ia pun mengkritik kondisi India saat ini.

"Situasi saat ini sangat suram dan muram," tulisnya tajam dalam surat kabar The Hindu, mengutip BBC, Jumat (6/3). Ia menulis itu setelah kerusuhan paling mengerikan terjadi di Delhi.

Selain juga menyingggung soal perlambatan ekonomi dan merebaknya wabah Virus Corona.

"India yang kita kenal dan hargai kini tergelincir dengan cepat. Dengan sengaja, hal yang memicu ketegangan komunal, manajemen ekonomi yang kotor, dan goncangan kesehatan eksternal mengancam terhambatnya kemajuan dan kedudukan India," ujar Singh.

Ia menguraikan, pertumbuhan India merosot menjadi 4,7 persen pada bulan lalu. Angka ini menjadi laju paling lambat dalam beberapa tahun, karena penurunan manufaktur yang mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan.

Mantan perdana menteri itu mengatakan bahwa dengan kurangnya investasi berarti lebih sedikit lapangan kerja dan pendapatan yang lebih rendah, yang kemudian menyebabkan berkurangnya permintaan dalam perekonomian.

"Kurangnya permintaan hanya akan semakin menekan investasi swasta. Ini adalah lingkaran setan yang terjebak dalam perekonomian kita."

Belum lagi ditambah dengan adanya wabah virus corona yang mulai merebak di India. Menurut Singh, pemerintah mestinya melakukan "operasi skala penuh" untuk menangani krisis kesehatan.

"Pertumbuhan ekonomi India sudah panas dan guncangan kesehatan eksternal ini akan membuat segalanya menjadi lebih buruk."

Singh memberi saran kepada pemerintah dengan  tiga catatan, yaitu mengatasi ancaman virus corona, menarik atau mengubah undang-undang kewarganegaraan, dan stimulus fiskal untuk meningkatkan permintaan dan menghidupkan kembali perekonomian.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya