Berita

Sekretaris Kabinet Pramono Anung/Net

Politik

Politik Identitas Menguat, Suku dan Agama Jadi Pertimbangan Saat Memilih, Seskab: Ini PR!

KAMIS, 05 MARET 2020 | 07:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menilai saat ini politik identitas makin menguat. Bahkan banyak pihak yang menggunakan pendekatan SARA. Tentunya hal itu menjadi persoalan dan pekerjaan rumah yang besar bagi demokrasi di Indonesia.

"Walaupun ini yang mungkin bisa jadi PR kita bersama, sekarang ini politik identitas perlahan makin menonjol. Karena orang selalu melakukan pendekatan, memberikan privilage kepada kelompok mayoritas dibandingkan kelompok minoritas, ini terjadi. Suku menjadi hal yang dipertimbangkan dalam memilih, agama dipertimbangkan dalam memilih," kata Pramono Anung di acara 'Meneguhkan Kembali Cita-cita Reformasi' di Jakarta, Rabu (4/3).

Di satu sisi, ia mengakui demokrasi masih tetap menjadi bagian penting  bangsa Indonesia. Bahkan, Demokrasi, kata Pramono, masih bisa menjadi solusi bagi tiap perbedaan yang muncul dalam bernegara.

Ia mencontohkan dalam pemilihan pimpinan daerah seperti gubenur, bupati, atau walikota, dalamPileg, Pilkades, bahkan Pilpres.

“Itu kita lakukan dalam putaran sebanyak dua kali dengan tingkat ketegangan yang tinggi, tapi kita dapat selesaikan demokrasi kita dengan baik dan ini tak ada di luar," ucapnya.

Pramono menyebut, angka partisipasi Pilpres 2019 yang menyentuh hampir 81 persen dan terbesar di seluruh dunia adalah bukti berkembangnya demokrasi di Indonesia.

Bicara soal demokrasi, Pramono juga menyinggung tentang stabilitas politik Indonesia. Ia mengatakan pemerintah tidak hanya membutuhkan dukungan tetapi juga butuh kritikan.

Ia pun menyebut nama Fahri Hamzah dan Fadli Zon sebagai sosok yang dirindukan kritik-kritiknya.

"Sekarang ini pemerintah 74 persen dukungan di parlemen. Kalau tidak ada partner tidak ada mitra, tidak ada yang mengawal, tidak ada yang mengontrol, tidak ada yang mengkritisi, maka saya pribadi kehilangan orang-orang seperti Fahri Hamzah, Fadli Zon untuk mengkritisi pemerintahan ini, karena itu menjadi vitamin," tutur Pramono.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya