Berita

Suasana warga China saat virus Corona merebak/Net

Bisnis

Soal Anjloknya Impor Produk China, Pemerintah Harus Genjot Sektor Pertanian

SABTU, 29 FEBRUARI 2020 | 02:33 WIB

Penyebaran wabah virus Corona tidak hanya mengancam kesehatan warga dunia, namun telah merambah ke sektor perdagangan. Hal itu dibuktikan secara khusus dengan kendornya produk impor dari China yang masuk ke Indonesia.

Adanya polemik virus Korona tersebut secara khusus menurunkan jumlah impor dari negeri China ke Indonesia yang diakibatkan oleh turunnya daya beli masyarakat Indonesia terhadap produk-produk dari China.

Hal tersebut sempat disinggung oleh Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang usai menghadiri diskusi "Kerugian Jakarta Akibat Banjir" di Penang Bistro Jakarta, Jum'at (28/2).

"Secara psikologis masyarakat kita (Indonesia) terhadap yang namanya produk China itu sudah nggak mau pakai, nggak mau makan," ujarnya menanggapi polemik virus Korona tersebut.

Namun, dengan sudut pandang yang lebih positif, Sarman melihat polemik virus Corona sebagai kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan daya produksi dari petani-petani negeri.

"Ini sebenernya juga kesempatan bagi kita (Indonesia). Ketergantungan masyarakat kita selama ini, seperti konsumsi sayuran lah, buah-buahan lah berasal dari cina dari tiongkok. Ya kalo bisa itu ditake over petani-petani kita kan itu bisa meningkatkan kesejahteraan petani-petani kita juga," terang Sarman.

Melihat potensi tersebut, Sarman menyarankan pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian untuk berfokus pada produksi petanian Indonesia.

"petani-petani kita (Indonesia) perlu didukung, misalnya melalui subsidi pupuk, ya mungkin lahan, kemudian juga binaan, supaya bagaimana dapat kualitas (produksi) yang bagus," pungkasnya.

Untuk diketahui, menurut data dari Badan Pusat Statistika (BPS), Cina dikatakan sebagai pemasok barang impor terbesar di Indonesia sepanjang bulan Januari-Desember 2019.  (16Mun)

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya