Ketua HIPPI DKI, Sarman Simanjorang/RMOL
Rencana pengenaan cukai untuk kantong plastik yang telah disetujui oleh Komisi XI DPR RI (19/2) dinilai tidak tepat oleh Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta. Menurut HIPPI kebijakan tersebut akan menekan kondisi perekonomian.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua HIPPI DKI Jakarta, Sarman Simanjorang yang ditemuu usai menghadiri diskusi "Kerugian Jakarta Akibat Banjir" di Penang Bistro Jakarta, Jum'at (28/2)
"Kita dari pengusaha agak keberatan diberlakukan di saat ini. Karena apa, kondisi kita ini kan kondisi ekonominya jadinya tertekan," ujar Sarman.
Sarman memandang, efek cukai kantong plastik juga berdampak pada daya beli masyarakat yang dinilai akan menurun karena biaya cukai kemasan produk yang dibebankan kepada konsumen.
"Nantinya, dengan adanya cukai plastik ini, yang terbebani juga siapa? ya masyarakat juga, konsumen. Karena plastik akan dibebankan kepada konsumen itu harganya," jelasnya.
"Berarti kan nanti barang-barang yang pakai kemasan plastik mau tidak mau naik, kalau itu naik nanti daya beli masyarakatnya bisa menurun," sambungnya.
Sarman menganggap keputusan terkait pengenaan cukai untuk kantong plastik ini tidak tepat jika dilaksanakan pada saat perekonomiaan negara belum stabil seperti sekarang ini.
Meskipun demikian, Sarman mendukung adanya larangan penggunaan plastik sekali pakai di lingkungan domestik. Sarman menegaskan hal tersebut dikarenakan masyarakat dinilai belum bijak dalam konteks perilaku penggunaan plastik.
"Kita juga setuju untuk dibatasi. Karena pertama perilaku masyarakat kita masih belum sesuai harapan kita. Membuang sampah masih tidak pada tempatnya. banjir kemarin kita lihat, viral itu videonya, yang ngambang itu apa semuanya, sampah plastik semua gitu loh," pungkasnya. (16Mun)