Berita

Ilustrasi/Net

Presisi

Ini Strategi Bareskrim Polri Cegah 'Wisata Seks Halal' Di Puncak Bogor

KAMIS, 27 FEBRUARI 2020 | 14:16 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Fenomena kawin kontrak di daerah Puncak, Bogor, Jawa Barat sudah menjadi pembahasan dunia internasional.

Belum lama, Direktorat Tindak Pidana Umum (Ditipudum) Bareskrim mengungkap jaringan penyedia wisata seks halal bermodus kawin kontrak.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Ferdy Sambo mengatakan, pihaknya kini menggalakan operasi bersama stakeholder dan Pemda setempat sebagai upaya pencegahan.


“Kita juga melakukan pemanggilan terhadap hotel-hotel atau villa-villa yang diduga menjadi tempat kegiatan kawin kontrak itu. Kita lakukan sosialisasi ini akan memperburuk citra bangsa kalau menjadikan tempat seperti ini,” kata Ferdy di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (27/2).

Mantan koordinator sekretaris pribadi Kapolri Tito Karnavian ini menegaskan, jika hotel maupun villa yang masih bandel menyediakan sarana alias tempat kawin kontrak pihaknya tidak segan untuk mendorong Pemda setempat mencabut izinnya.

“Bisa dicabut izinnya. Kita lihat peristiwanya dia (pengelola hotel) tahu apa gak dan menjadi sarana atau tidak. Kalau menfasilitasi baru kena,” jelas Ferdy.

Sebelumnya, Sub Direktorat III Direktorat Tindak Pidana Umum (Ditipudum) Bareskrim Polri membongkar praktik prostitusi wisata seks halal di daerah Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Lima orang pelaku diamankan, dua diantaranya penyedia wanita alias mucikari dan satu orang WNA pemakai jasa.

Para tersangka menawarkan para warga negara asing (WNA) jasa booking out alias short time ataupun dengan kawin kontrak.

Untuk short time dengan jangka waktu satu hingga tiga jam diberi tarif Rp 500 atau 600 ribu.

Sementara bagi WNA yang ingin kawin kontrak biayanya Rp 5 juta dengan jangka waktu tiga hari dan Rp 10 juta untuk satu minggu alias tujuh hari.

Adapun peran kelima orang tersangka yaitu Oom Komariah alias Rahma menyediakan para wanita yang ingin dibooking bersama dengan Nunung Nurhayati.

Ferdy menambahkan, para mucikari ini rata-rata memiliki 20 perempuan yang siap untuk dikawinkan atau hanya short time.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya