Berita

Anies Baswedan/RMOL

Nusantara

Politisasi Banjir Jakarta Karena Anies Baswedan Tidak Sesuai Keinginan Bandar

RABU, 26 FEBRUARI 2020 | 13:51 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Jokowi tidak bisa dijegal menjadi presiden hanya karena belum berhasil mengurai dan menyelesaikan problem fundamental dari level hulu sampai hilir persoalan banjir di ibuKota Jakarta.

Faktanya sampai dengan hari ini banjir Jakarta belum terselesaikan. Hal itu disebabkan karena ini merupakan rangkaian panjang yang tidak bisa lepas dari gubernur sebelumnya,

"Artinya tidak bisa menyalahkan 100 persen Gubernur Anies Baswedan sekarang yang baru menjabat 2 tahun. Ini mimpi siang bolong namanya," ujar pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (26/2).


Kendati begitu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu menegaskan Gubernur Anies juga harus tertib dan tegak lurus dengan janji politiknya misalnya soal sumur resapan

Anies berjanji akan membuat Rp. 1.8 juta, namun yang baru terealisasi sekitar 1.800 sumur resapan. Menurutnya, pekerjaan tersisa normalisasi dan naturalisasi yang belum maksimal di era Anies Baswedan, memang wajib juga kita kritik.

Namun, disini lain Pangi melihat ada hubungan kausalitas sebab akibat  politik yang menerpa Anies.

Hal itu tidak lain disebabkan karena mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berani menolak reklamasi tidak diteruskan. Tidak hanya itu, dirinya juga tidak mau berkompromi sama cukong alias bandar.

Maka Pangi pun mahfum, bergeraknya buzzer politik dan ada aroma amis frameing dari politisasi banjir untuk menghanyutkan elektabilitas Anies.

Karena menurut para cukong, lanjut Pangi, Anies tidak sesuai dengan selera mereka.

"Pertanyaan sederhana, ini proposal cukong siapa? Ndak mungkin ngak ada yang mendesain mengerakkan mesin buzzer dalam rangka mempolitisasi banjir untuk mengerus elektabilitas, namun ujungnya hanya akan menjadi sia sia belaka," tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya