Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Wamenkeu: Dana Otsus Belum Optimal Tingkatkan Pelayanan Publik

SELASA, 25 FEBRUARI 2020 | 22:18 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Wakil Menteri Keuangan Suahasil melakukan rapat dengar pendapat dengan DPD RI membahas Dana Otonomi Khusus (Otsus) dan blueprint Otonomi Khusus paska 2022 di Ruang Rapat Komite I, Gedung B, Komplek Parlemen Senayan, Selasa (25/2).

Dalam rapat tersebut Suahasil menyampaikan beberapa temuan di BPK terkait dana otsus, beberapa di antaranya terdapat Rp 556 miliar pengeluaran otsus tidak didukung bukti yang valid.

“Dan pengadaan barang dan jasa dana Otsus tidak sesuai aturan ada juga 29 dana Otsus fiktif tanpa ada kegiatan ini semua adalah 1,85 persen dana Otsus didepositokan ini tentu harus dikelola dan diatur tata kelolanya, aturannya,” katanya.

“Yang kita inginkan kan bukan deposito kita inginkan kegiatan ekonomi pendidikan kesehatan dan memperbaiki kesehatan masyarakat,” tambahnya.

Selain itu, akuntabilitas dananya belum ada laporan khusus seperti laporan pertanggungjawaban Otsus sendiri.

“Belum ada terspesfikasi khusus, Otsus dipakai untuk apa dan pertanggungjawabannya ini tentu menjadi pekerjaan rumah,” urainya.

Dalam bidang pengawasan dana Otsus belum optimal, pihak Kemenkeu telah melakukan komunikasi dengan Kemendagri untuk mendiskusikan bagaimana idealnya pengawasan yang lebih optimal dari dana Otsus.

“Penggunaan dana Otsus belum optimal dalam meningkatkan pelayanan publik, tadi indikator kesejahteraan rakyat telah kami sampaikan kami bandingkan dengan daerah lain di luar Papua dan Papua Barat yang notabene belum mendapatkan menerima dana Otsus,” ucapnya.

“Kita lihat lebih lambat dibandingkan daerah yang tidak menerima Otsus di indikator tertentu ketimpangan pelayanan publik relatif besar terutama antara wilayah pesisir dan pegunungan. Perkembangan di Papua Barat lebih baik dibandingkan Papua,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya