Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Publika

Waspada Jebakan 2024

KAMIS, 20 FEBRUARI 2020 | 15:52 WIB

SAAT ini sangat terasa gonjang ganjing politik dalam negeri. Ada empat masalah besar yang dihadapi pemerintahan Presiden Jokowi.

Pertama soal merosotnya kepercayaan akan kemampuan untuk memimpin hingga akhir. Alih alih prestasi, yang muncul adalah masalah demi masalah.

Kedua, meroketnya keadaan ekonomi bangsa ini ke bawah. Semakin berat meningkatkan pertumbuhan ekonomi bahkan akan terus merosot menuju "krisis ekonomi".


Ketiga, korupsi yang terus terkuak baik di daerah maupun pusat. Jika berefek domino pengungkapan korupsi Jiwasraya lalu ASABRI atau Taspen bukan tak mungkin kondisinya akan sampai pada tahap "darurat korupsi".

Keempat, omnibus law sebagai gerakan pengacauan hukum dengan terobosan palsu. Praktik bernegara yang semakin sentralistik dan DPR yang tak berdaya. UU produk DPR dapat dilibas habis oleh bus mini.

Akibat skandal besar yang muncul dari pemerintahan yang salah urus maka Presiden Jokowi berjalan dengan goyah. Sulit bertahan hingga 2024. Akan ada saat di mana rakyat mendesak DPR dan MPR untuk memakzulkan Presiden. Tentu secara konstitusional. Lengser pun membayangi dan menghantui baik secara sukarela maupun terpaksa.

Kekhawatiran ini sudah masuk pembahasan ruang klenik. Karenanya tak aneh jika Pramono Anung mencegah serius agar Presiden Jokowi tidak datang ke Kediri karena dugaan kuat nasehat paranormal yang meramal akan lengsernya Jokowi. Kediri masuk area pantangan. Soal larangan Pramono tentu serius bagi kaum yang mempercayainya.

Rupanya ketakutan dan kekhawatiran sudah terasa dan terbaca. Bisa masuk tahap sindroma. Pramono Anung membuka tabir akan ketergantungan pada dunia klenik. Teringat kita saat pelantikan yang mengundang dukun penghadir mahluk halus Genderuwo sampai Nyi Roro Kidul. Jika nasehat paranormal jadi acuan, maka pengelolaan negara menjadi bahaya.

Untuk menutupi kegoyahan perjalanan kekuasaan, maka fokus dialihkan ke ujung tahun periode, 2024. Harus diarahkan "keriuhan" pada Pilpres 2024. Agar rakyat tidak peka dan peduli lagi soal berbagai kelemahan 2020-2024. Yang penting 2024 ada pergantian. Mengejutkan saat acara pelantikan pengurus HIPMI di Jakarta Presiden ternyata melempar calon Presiden Sandiaga Uno.

Setelah muncul lontaran pasangan Tito Karnavian-Mahfud MD, ramai pula guliran Prabowo-Puan. Dan sudah ada yang membuat poling di mana Anies Baswedan menjadi kandidat terunggul. Kita pun kaget lagi tiba-tiba isu panas muncuat yaitu "deklarasi" Basuki Tjahya Purnama alias Ahok menyatakan siap untuk maju menjadi capres "jika tak ada calon yang bagus" kilahnya.

Nampaknya persoalan dini yang justru diramaikan kini adalah sebuah "political trap". Membuat masyarakat melewatkan persoalan kekinian yang serius. Bisa jadi ini pun adalah bagian dari upaya penyelematan rezim.

Kita tak boleh lengah mengikuti dan merespons persoalan serius kini baik soal kemerosotan kepercayaan, kebangkrutan ekonomi, mega korupsi, maupun kekacauan hukum. Ditambah dengan agenda pemindahan ibukota yang berbiaya sangat besar.

Saat ini masih tahun 2020 dengan beban berat persoalan terdahulu. Belum saatnya berbicara  terlalu dalam soal Presiden 2024. Jika Anies dinilai potensial dan banyak pihak mencoba untuk menjegalnya biarlah secara alami tumbuh dan berkembang. Perbincangan prematur hanya menutupi borok rezim bukan mengobati.

“Don't wait until tomorrow what you can do today”.

Ingat pula penggalan lirik lagu Leo Sayer ini.

“Don't wait until tomorrow
  It may come too late
  Don't wait until tomorrow
  Only fools hesitate..
”

Moga kita tidak menjadi orang yang bodoh dan ragu-ragu.

M Rizal Fadillah

Pemerhati politik

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya