Berita

Jokowi dan Pramono/Net

Politik

Seandainya Jokowi Tumbang, Itu Bukan Karena Berkunjung Ke Kediri

SENIN, 17 FEBRUARI 2020 | 10:13 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung yang sempat melarang Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kota Kediri, Jawa Timur lantaran ditakutkan berpengaruh pada kekuasaan sang presiden, dinilai rasis budaya.

Pasalnya, Kediri dianggap salah satu wilayah yang mengancam kekuasaan Jokowi oleh 'tangan kanan' sendiri, Pramono Anung.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedy Kurnia Syah saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (17/2).

"Pramono Anung punya potensi rasis budaya, dimana masyarakat Kediri dia anggap ancaman dalam perspektif mistis," kata Dedy Kurnia.

Menurutnya, seorang pejabat publik sebaiknya tidak mengungkapkan pernyataan yang irasional, seperti Presiden akan lengser hanya jika berkunjunjung ke Kediri.

Sebab, proses politik di Indonesia sudah menggunakan sistem yang didukung kemajuan teknologi, bukan mistis-mistisan.

"Sangat disayangkan pernyataan itu. Proses politik kita sudah by system, tidak bisa hanya sebab datang ke Kediri lalu menyebabkan Presiden lengser. Pikiran semacam itu seharusnya tidak keluar dari pejabat publik," tutur pengamat politik dari Universitas Telkom ini.

Lebih jauh, Dedy Kurnia Syah menilai bahwa kalaupun seandainya Jokowi lengser dari tampuk kekuasaannya, hal itu bukan karena mengunjungi Kediri, melainkan kehendak masyarakat yang sudah tidak percaya dengan kepala negara.

"Andai benar Presiden lengser setelah berkunjung ke satu daerah, satu-satunya alasan tentu karena Presiden tidak lagi diharapkan publik, bukan hal mistis," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya