Berita

Ekonom senior Rizal Ramli/RMOL

Politik

Gawat! Menurut RR, Pemerintah Kembali Ulangi Kebiasaan Buruk Saat Krisis 1998

MINGGU, 16 FEBRUARI 2020 | 19:21 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Ada kebiasaan buruk pejabat di masa krisis ekonomi tahun 1997-1998 yang kini kembali dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Kebiasan yang dimaksud adalah penolakan realita atau self denial terhadap bobroknya perekonomian negara.

Menurut ekonom senior DR. Rizal Ramli, kebiasaan tersebut setidaknya sudah terlihat selama dua tahun terakhir.

RR, begitu Rizal Ramli kerap disapa, menceritakan bagaimana pengalamannya saat pemerintah mengabaikan pandangannya mengenai perkiraan krisis ekonomi yang akan menimpa Indonesia 1997-1998.

Saat itu, tepatnya bulan Oktober 1996, pandangan RR diterbitkan dalam perkiraan 'Econit’s Economic Outlook 1977' bahwa ekonomi Indonesia bakal mengalami krisis 1997/1998.

Namun pandangan satu-satunya ekonom yang memperkirakan krisis ekonomi 1998 dalam dua tahun sebelum terjadi ini dibantah mentah-mentah oleh sejumlah analis dalam negeri maupun luar negeri.

"Perkiraan RR berdasarkan utang swasta yang kelewatan, defisit current account besar, overvaluasi rupiah dan kelemahan struktural dalam perbankan Indonesia. Namun akhirnya krisis ekonomi Indonesia 1997/98 menjadi krisis terbesar di Asia, ekonomi Indonesia anjlok dari rata-rata 6% pertahun menjadi -12,9% di tahun 1998," kata Rizal Ramli dalam keterangannya kepada redaksi yang juga diunggah di akun Twitternya, Minggu (16/2).

Saat itu, jelasnya, para pejabat ekonomi Indonesia selalu menolak realita atau self denial dengan selalu mengatakan bahwa fundamental ekononomi RI bagus.

Kini, kebiasaan pemerintah yang berkilah itu kembali dilihat oleh mantan Menko Perekonomin ini.

"Dua tahun terakhir, pejabat-pejabat Indonesia mengulang kebiasaan buruk self-denial (menolak kenyataan) bahwa kondisi ekonomi semakin memburuk, tanpa kemampuan melakukan inovasi dan terobosan kebijakan untuk turn-around. Kita dapat menghindari krisis, tapi tidak dengan cara-cara lama Pak Jokowi," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya