Berita

Wapres RI KH Maruf Amin saat hadiri Workshop nasional PPP/RMOL

Politik

Maruf Amin: Khilafah Di Indonesia Bukan Ditolak, Tapi Tertolak

SABTU, 15 FEBRUARI 2020 | 16:36 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Wakil Presiden RI KH. Maruf Amin menyinggung ideologi khilafah saat hadiri acara Workshop Nasional Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sabtu (15/2).  

Mantan Rois Am Pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengatakan, dalam memperjuangkan aspirasi umat, jangan hal-hal yang menyimpang dari Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI), misalnya khilafah.

“Kenapa khilafah itu apakah khilafah itu tidak Islami? Karena dulu ada khilafah Utsmaniyah, khilafah Abbasiyah tetapi tidak berarti Islami tidak khilafah jangan dibalik khilafah adalah Islami tapi Islami tidak berarti khilafah,” kata Maruf di Hotel Red Top, Pecenongan, Jakarta Pusat, Sabtu (15/2).

Menurutnya, negara-negara Islam tidak menganut sistem khilafah tapi menyebutnya sebagai mamlakah (kepemerintahan) seperti Saudi Arabia, Jordan, Kuwait, Qatar dan lain sebagainya.

Indonesia sendiri, lanjut Maruf, tidak bisa menggunakan sistem khilafah lantaran sudah memiliki kesepakatan untuk berdiri dalam bingkai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Kenapa Indonesia tidak boleh khilafah? Karena menyalahi kesepakatan dan kita tidak boleh menyalahi kesepaatsn karena jita punya kesepakatan tidak boleh menyalahi kesepakatan,” katanya.

Dia menyinggung mengenai munculnya ulama-ulama yang kerap keras memperjuangkan khilafah di Indonesia. Maruf menyampaikan Indonesia tidak bisa menganut sistem khilafah karena bertentangan dengan kesepakatan para pahlawan bangsa.

“Kalau ngebahas khilafah tidak boleh metenteng2 begitu,  jadi kalau ada orang yang tanya kenapa khilafah itu ditolak? Saya bilang tidak ditolak tapi tertolak. Bedanya apa kalau ditolak itu bisa masuk kakau tertolak itu tidak bisa masuk karena kita sudah punya kesepakatan. Jadi kita ini dalam rangka hubbul waton minal imaan,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya