Berita

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Profesor Yudian Wahyudi/Net

Politik

Bela Kepala BPIP, Laksamana: Agama Sedang Ditunggangi Oknum Yang Rakus Kepentingan

JUMAT, 14 FEBRUARI 2020 | 22:18 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sudah 74 tahun Indonesia merdeka. Namun Pancasila dan agama terus dibenturkan. Oknum-oknum yang melindungi diri dari jubah agamis pasti selalu ada di belakang sana sembari memunguti berbagai kepentingan.

Tidak salah jika saat ini pernyataan seorang Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Profesor Yudian Wahyudi menjadi kontroversial. Para oknum tersebut juga telah berhasil menggiring opini negatif publik karena takut identitasnya terkuak.

Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen dalam merespons dinamika politik yang mencuat pasca pernyataan agama sebagai musuh Pancasila oleh prof Yudian.

Jika ditelisik lebih dalam, pernyataan tersebut dinilai Silaen sudah tepat. Kegaduhan ini pun muncul karena kelompok tertentu mereduksi opini tersebut berdasarkan kepentingan masing-masing.

"Pernyataan kepala BPIP itu sudah tepat dari kacamata keilmuan. Beliau sebagai akademisi dan saya pribadi tidak ragukan pemikiran beliau sebagai dosen yang juga skaligus rektor, " jelas Silaen dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (14/2).

Banyaknya kritikan terhadap pernyataan Yudian sendiri, kata Silaen, dikarenakan ada pihak yang terusik.

"Bila tidak ada agenda yang tersembunyi, maka tidak akan begitu heboh apalagi dikecam sana-sini. Bangsa ini gagal maju karena salah satu persoalan ini yang tak kunjung usai di tataran elite-elite negeri ini," lanjut Silaen.

Persoalan mengenai perdebatan ideologi dan agama sendiri adalah sesuatu yang digemari oleh bangsa Indonesia. Menurut Silaen, resonansi yang ditimbulkan memiliki dampak negatif pada persatuan bangsa.

Menyetujui pendapat Yudian, Silaen menganggap pandangan visioner Rektor UIN Sunan Kalijaga itu bisa terjadi ketika agama sudah berubah jadi candu yang membahayakan penganutnya. Itulah yang menurutnya dapat menjadi bom waktu di masa yang akan datang.

Beragam persoalan ini, jelas Silaen, merupakan bentuk kerakusan politik segelintir oknum yang berusaha memanfaatkan rasa nasionalisme, keragaman, dan kebangsaan rakyat Indonesia.

"Agama ditunggangi untuk meraih kekuasaan bagi kepentingan kelompoknya," pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya