Berita

Ketua DPP PKB, Yaquth Cholil Qoumas/RMOL

Pertahanan

PKB: Harusnya Data Pemerintah Soal Kombatan ISIS Dari BIN Bukan CIA

KAMIS, 13 FEBRUARI 2020 | 00:41 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD telah menyampaikan sikap pemerintah terkait rencana pemulangan eks Warga Negara Indonesia (WNI) kombatan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) di Timur Tengah.

Sikap pemerintah adalah urung memulangkan 689 eks WNI yang terlibat Foreign Terorist Fighter (FTF). Data jumlah kombatan ISIS itu diketahui didapat Mahfud MD dari agen intelejen Amerika Serikat atau CIA.

Hal ini lah yang kemudian dipersoalkan oleh Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Yaqut C Qoumas atau akrab disapa Gus Yaqut.

"Data yang disampaikan pemerintah kemarin itu adalah data CIA. Ini menunjujan bagaimana negara ini tidak kredibel secara intelejen," kata Gus Yaqut dalam diskusi bertajuk 'Kombatan ISIS Tidak Dipulangkan, What's Next?', di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/2).

Secara formal, diungkapkan Gus Yaqut, PKB setuju dengan pemerintah yang tidak jadi memulangkan kombatan ISIS. Hanya saja, ia mengaku curiga dengan data yang disampaikan Mahfud MD, yang berasal dari CIA.

"Harusnya Menko Polhukam ngomong menurut data BIN atau BAIS, kok yang disebut data CIA. Jadi mencurigakan menurut saya," tambah Anggota DPR RI Komisi II ini.

Adapun sebelumnya, Mahfud MD menyampaikan sikap ini usai melangsungkan rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Selasa kemarin (11/2). Saat itu ia memastikan bahwa rencana pemulangan Kombatan ISIS di Penampungan Kamp Syria tidak dilakukan.

Keputusan itu diambil melalui beberapa pertimbangan, salah satunya adalah potensi ancaman keamanan negara dan juga masyarakat di kemudian hari.

Dalam kesempatan itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menjabarkan jumlah kombatan ISIS yang terdeteksi sebagai militer perang, atau yang disebut Foreign Terorist Fighter (FTF).

Yang mana Mahfud mengutip data Central Intelegence Agency (CIA) Amerika Serikat, bahwa terdapat 689 WNI terlibat sebagai FTF.

Populer

Beredar Kabar, Anies Baswedan Besok Didaftarkan 4 Parpol ke KPU

Rabu, 28 Agustus 2024 | 18:10

Aktivis Demo di KPK, Minta Menteri Trenggono Ditangkap

Jumat, 30 Agustus 2024 | 15:17

Tenang, Peluang Anies di Pilkada Jakarta Belum Tertutup

Rabu, 28 Agustus 2024 | 11:20

Parpol Dilarang Tarik Dukungan, Peluang Anies Hampir Pupus

Kamis, 29 Agustus 2024 | 09:49

Jemaah Suruh RK Turun dari Panggung Haul Mbah Priok

Senin, 02 September 2024 | 09:22

PDIP Dikabarkan Usung Anies di Pilkada Jabar, Begini Respons Puan

Kamis, 29 Agustus 2024 | 12:56

PDIP Kejam Campakkan Anies Baswedan

Rabu, 28 Agustus 2024 | 07:04

UPDATE

Pavel Durov Janji Perbaiki Keamanan Telegram

Sabtu, 07 September 2024 | 09:55

Kacau, Baru Dilantik Anggota DPRD Ramai Gadaikan SK

Sabtu, 07 September 2024 | 09:43

Pengguna Layanan OpenAI Berbayar Capai 1 Juta Pelanggan

Sabtu, 07 September 2024 | 09:33

Emas Antam Anjlok di Akhir Pekan, Satu Gram Jadi Segini

Sabtu, 07 September 2024 | 09:21

Zulhas: Tidak Boleh Ada Produk yang Tidak Bayar Pajak

Sabtu, 07 September 2024 | 09:15

Kuliner Korea Makin Populer di Jepang, Tumbuh 50 Persen dalam 5 Tahun

Sabtu, 07 September 2024 | 08:59

Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Gianyar Bali

Sabtu, 07 September 2024 | 08:55

Wall Street Lagi-lagi Memerah, Tiga Indeks Utama Anjlok Lebih dari 1 Persen

Sabtu, 07 September 2024 | 08:52

Investor Tembus 13,6 Juta, BEI Targetkan Tumbuh 2 Juta Setiap Tahun

Sabtu, 07 September 2024 | 08:31

Minta Uang dan Keroyok Tukang Buah, Dua Pemuda Ini Dicokok Polisi

Sabtu, 07 September 2024 | 08:13

Selengkapnya