Berita

Rizal Ramli/RMOL

Politik

Rizal Ramli: Indonesia Sulit Maju Gegara Visi Cuma Jadi Alat Politik

RABU, 12 FEBRUARI 2020 | 14:51 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Harus diakui, Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam. Namun, puluhan tahun menjadi negara merdeka, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain. Termasuk negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Dalam pandangan ekonom senior Dr Rizal Ramli, Indonesia memiliki banyak perusahaan besar dengan visi yang bagus. Sayang, banyak yang tidak sinkron antara visi dengan strategi. Tak heran jika banyak perusahaan Indonesia yang bermasalah.

Salah satu faktornya adalah karena visi tak lebih dari sekadar alat kampanye. Alat untuk mencari dukungan politik.  


"Visinya bagus-bagus, tapi hanya jadi alat kampanye, alat pendukung politik. Akibatnya, strategi nggak nyambung untuk mencapai misi. Penunjukkan personalia pun hanya thank you note kepada yang nyumbang," beber Rizal Ramli di acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa malam (11/2).

Padahal, lanjut pria yang karib disapa RR, untuk membuat sebuah perusahaan meraup untung relatif tak terlalu susah. Cukup menjalankan dengan konsisten visi, strategi, dan implementasi.

"Sebetulnya ilmunya nggak sulit-sulit banget. Punya visi yang clear, strategi yang jelas, dan cari orang yang bisa execute," imbuh mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini.

"Sistem kita, mohon maaf, visi hanya alat kampanye saja untuk nyenengin orang agar milih kita. Strategi yang dibuat jadi nggak nyambung. Misalnya visinya agar ada kedaulatan pangan, supaya kurangi impor. Tapi strateginya malah impor jorjoran," ucap RR.

Tak hanya itu, orang-orang yang ditunjuk untuk menangani perusahaan pun sudah 'pilihan'. Mereka yang dipilih adalah yang memang bisa bekerja untuk mendapat rente.

"Sistem kita tidak mencari yang terbaik untuk tugas apa pun. Selama Indonesia kayak begini, kita susah untuk jadi the best," tegasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya