Berita

Menteri Agama diminta benahi sistem kehumasan agar tidak lagi ada kekeliruan pemahamanan di masyarakat/Istimewa

Politik

Minimalkan Kesalahpahaman, Legislator Minta Kementerian Agama Benahi Sistem Kehumasan

SENIN, 10 FEBRUARI 2020 | 10:30 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kementerian Agama, diakui pihak DPR RI, sebagai kementerian yang paling banyak disorot sejak awal disusun oleh Presiden Joko Widodo.

Anggota Komisi VIII DPR, Iip Miftahul Choiry menilai hal itu sebagai konsekuensi dari kondisi politik dan hukum yang terjadi sebelumnya. Sehingga wajar jika Kementerian Agama menjadi perhatian.

“Ada harapan terhadap Kementerian Agama untuk lebih baik lagi, khususnya kepada Pak Fachrul Razi sebagai Menteri Agama, agar bisa memperbaiki Kementerian Agama,” ucap Iip Miftahul Choiry, dalam keterangannya, Senin (10/2).


Anggota DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) itu mengaku pernah mengingatkan dan memberi masukan kepada Menag Fachrul Razi agar lebih menyaring pernyataan-pernyataan yang dapat memunculkan kontroversi di masyarakat.

Namun, kata Iip Miftahul Choiry, Menteri Agama pernah mengklarifikasi dan menjelaskan kepada DPR terkait pernyataan yang memicu kontroversi. Seperti polemik celana cingkrang dan cadar.

“Dalam rapat dengan Komisi VIII, kami pernah minta penjelasan kepada Menteri Agama terkait pernyataannya yang kontroversial, seperti soal celana cingkrang dan cadar. Ternyata pernyataan yang sampai ke publik, menurut pengakuan Menag, tidak utuh. Di hadapan Komisi VIII, Menteri Agama pun memberikan penjelasan utuh. Clear,” tuturnya.

Atas dasar itu, Iip Miftahul Choiry memberi masukan agar Fachrul Razi membenahi sistem kehumasan di Kementerian Agama. Sehingga mampu lebih menunjang kinerja Menteri Agama menjadi lebih baik lagi. Terutama dalam menyampaikan informasi kepada publik secara tepat dan jelas.

“Termasuk urusan menyampaikan informasi melalui media. Fungsi kehumasan di Kementerian Agama harus diperkuat lagi. Ini penting karena selama ini banyak statement Menteri Agama di media yang ternyata salah diartikan. Sehingga jadi kontroversi dan bisa jadi bumerang buat pemerintah,” demikian Iip Miftahul Choiry.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya