Berita

Diskusi publik bertajuk "Indonesia Maju, Prasayarat Nirkorupsi" di kantor DN-PIM, kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat (7/2)/RMOL

Politik

Din Syamsuddin: Jangan Bilang Indonesia Maju Jika Korupsi Masih Merajalela

JUMAT, 07 FEBRUARI 2020 | 15:59 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Korupsi merupakan sebuah kejahatan luar biasa terhadap negara (extraordinary crime againts the state), sekaligus kejahatan luar biasa terhadap rakyat (extraordinary crime againts the people).

Artinya, visi misi pemerintah dengan jargon "Indonesia Maju" akan sulit dicapai jika korupsi masih marak, baik yang muncul di permukaan maupun di balik permukaan.

Demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM), Prof. Din Syamsudin di sela-sela acara diskusi publik bertajuk "Indonesia Maju, Prasayarat Nirkorupsi" di kantor DN-PIM, kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat (7/2).

"Jangan katakan Indonesia maju kalau korupsi masih merajalela. Baik (korupsi) terselubung maupun nyata, maka Indonesia maju bagaikan jauh panggang dari api," ujar Din Syamsuddin.

Mantan ketua umum PP Muhammadiyah ini menyatakan, salah satu prasyarat utama yang menjadi indikator sebuah negara maju antara lain praktik rasuah tidak lagi marak. Selain, masih banyak faktor lainnya yang menjadi indikator kemajuan sebuah negara.

“Oleh karena itu, DN PIM mengangkat tema ini juga bertolak dari keprihatinan bahwa ternyata korupsi masih ada. Bahkan, korupsi itu semakin merjalela," keluhnya.

Kasus dugaan korupsi di Badan Usahan Milik Negara (BUMN) seperti PT Asuransi Jiwasraya, ASABRI, hingga Taspen menjadi momok dan harus dituntaskan oleh pemerintah jika ingin Indonesia maju.

“Kalau sampai kasus-kasus yang oleh sebagian terbukti sarat dengan korupsi tidak mau dibuka, ditutup-tutupi, saya kira akan berhadapan dengan rakyat," pungkasnya. 

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya